Jakarta, pilarnkri.com – Presiden Joko Widodo telah resmi mengumumkan dan melantik Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju, pagi ini 23/10/2019, di istana negara Jakarta.
Sayangnya, dari 34 Menteri dan 4 pejabat setingkat Menteri yang dilantik Presiden itu tidak ada satupun yang berasal dari Sulawesi Utara.
Hal ini mendapat tanggapan beragam dari para tokoh asal Sulawesi Utara.
Dr. Audrey Tangkudung M.Si, Ketua ILUNI UI, ketika diminta komentarnya oleh redaksi pilarnkri.com, langsung protes keras atas tidak masuknya tokoh Kawanua dalam Kabinet.
” (Presiden Jokowi) bukan hanya tidak memberikan satu pun (Menteri asal Kawanua), tapi juga mempermalukan Sulawesi Utara,” ujar Dr. Audrey Tangkudung.
Yerry Tawalujan, praktisi politik yang berjuang menjadi Relawan Jokowi di Pilkada DKI 2012 serta Pilpres 2014 dan 2019 ikut angkat bicara.
“Kalau dilihat hasil Pilpres 2019, presentasi kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Sulut cukup tinggi, 77.24%. Jadi perjuangan partai-partai koalisi pendukung Jokowi di Sulut itu luar biasa.
Lalu dalam tiga bulan terakhir santer terdengar tokoh-tokoh Sulut akan masuk Kabinet. Jadi ketika tidak satu pun tokoh Kawanua jadi Menteri, wajar kalau Sulut protes keras.
Soal gagalnya tokoh Sulut masuk kabinet karena pernah jadi saksi di KPK, kan ada beberapa Menteri lain yang sudah dilantik tapi masih bermasalah juga di KPK. Jadi ini tidak adil namanya,” ujar Yerry Tawalujan.
Komentar lembut datang dari Dr. Denny Tewu, politisi Sulut yang pernah menahkodai Partai Damai Sejahtera, “Orang Minahasa perlu menunjukkan sikap sebagai pendukung Jokowi. Apalagi Jokowi jelas mendukung pembangunan di Sulut.”
Komentar bijaksana juga dilontarkan politisi senior Sulut, anggota legislatif selama 28 tahun Drs. Markus Wauran:
“Sebagai warga Sulut, tentu kita kecewa dengan tidak adanya kader asal Sulut masuk Kabinet. Kita ambil hikmahnya saja dan jangan persalahkan siapapun.
Lebih baik kita mawas diri, tahu diri dan tahu malu. Lalu kita terus pupuk kebersamaan, toleransi dan kerjasama strategis diantara sesama tokoh Kawanua.
Mudah-mudahan ada tokoh Sulut kedepan bisa diangkat sebagai Menteri ditengah jalan saat reshufle atau duduk di lembaga-lembaga kenegaraan strategis lainnya,” ujar Markus Wauran yang juga ahli nuklir menutup penjelasannya.
(23/10/2019)