Jakarta, Gramediapost.com
Memasuki hari ketiga, pameran International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2019, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Franchise Indonesia dan Dyandra Promosindo ini, terus menarik pengunjung yang tertarik untuk memulai bisnis waralaba. Pada akhir pekan, terlihat banyak pengunjung yang datang ke area pameran bersama kerabat atau keluarga. Untuk kenyamanan pengunjung, pihak penyelenggara sudah mengantisipasi hal ini dengan menyiapkan Kid’s Corner dan Ruang Menyusui.
“Saat ini semakin banyak anak muda, termasuk pasangan muda, yang ingin mandiri secara ekonomi. Salah satu pilihan paling ideal untuk memulai bisnis dengan mudah adalah dengan menjadi partner waralaba dari brand-brand yang sudah cukup dikenal masyarakat,” terang Ketua Kehormatan Asosiasi Franchise Indonesia, Anang Sukandar. Pameran IFRA 2019, menurut Anang, menjadi sarana yang tepat untuk memilih jenis usaha yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan permodalan franchisee.
IFRA 2019 yang diikuti oleh 180 perusahaan dan lebih dari 300 brand menawarkan beragam skema investasi. Mulai dari investasi yang berkisar puluhan juta, ratusan juga, hingga miliaran. Meski sektor makanan dan minuman tetap mendominasi, terlihat pula beberapa konsep waralaba baru yang cukup menarik perhatian. Salah satu konsep waralaba baru yang ditawarkan peserta adalah hotel mini yang dikenal dengan hotel kapsul. Pada IFRA 2019, terdapat dua peserta yang menawarkan konsep ini yaitu The Capsule Inn dan Bobobox. Selain itu, ada pula peluang waralaba di bidang co-working space dan berbagai gerai kopi. Konsep-konsep baru ini menawarkan fleksibilitas, kepraktisan, dan efisiensi yang sesuai dengan karakter generasi milenial sebagai pasar terbesar saat ini.
Pada hari pertama penyelenggaraan IFRA 2019, fokus pada generasi milenial juga disampaikan pada sesi talkshow yang membahas ‘Kebutuhan Generasi Millenials dan Bisnis di Masa Depan’. Sementara pada hari kedua, salah satu sesi talkshow yang menarik disampaikan oleh Albert Kong yang membahas ‘Going International – Important Knowledge’. Paparan Kong sesuai dengan apa yang menjadi target AFI yang menginginkan pebisnis waralaba Indonesia untuk mengembangkan usaha mereka ke pasar global.
Menurut Kong, pelaku waralaba yang ingin mengembangkan usaha ke pasar di luar Indonesi perlu memperhatikan beberapa faktor. Pertama, pastikan bahwa usaha tersebut sudah berjalan dengan cukup baik di Indonesia (sound and solid). Kedua, siapkan sumber daya manusia yang akan fokus mengurusi bisnis di luar negeri tersebut (resources). Ketiga, cari calon franchisee yang tepat (partner). Menurut Kong, membuka cabang di luar negeri akan mendorong pertumbuhan bisnis dengan cepat. Selain itu, franchisor dituntut untuk meningkatkan semua aspek bisnis untuk memenuhi standar di negara tujuan. Rekam jejak bisnis franchisor di Indonesia ikut menentukan berhasil atau tidaknya ekspansi bisnis waralaba di pasar global.
Menurut Ketua Umum AFI, Andrew Nugroho, pebisnis waralaba harus memiliki manajemen yang baik. Ia mengatakan ada beberapa indikator yang bisa digunakan oleh calon franchisee untuk menentukan waralaba pilihan. Dari sisi kualitas, pastikan bahwa franchisor memiliki tim quality control yang membantu franchisee memberikan layanan dan produk yang sesuai dengan standar yang dimiliki oleh franchisor. Dari sisi keuangan, pastikan franchisor memiliki tim akuntansi yang baik. Sementara dari sisi legalitas, pastikan bahwa franchisor memiliki badan usaha resmi semisal PT atau CV.
Aspek legalitas ini juga penting terkait dengan lisensi karena sebuah waralaba sudah pasti mencakup lisensi tetapi lisensi belum tentu waralaba. Lisensi adalah persoalan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang dimilili oleh lisensor. Lisensi tidak hanya menyangkut merek atau brand tetapi bisa juga lisensi teknologi, hak paten, perangkat lunak, dan lain-lain.
Menurut Ketua Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI), Susanti Widjaya, lisensi di Indonesia harus lebih diberdayakan dan dikembangkan karena Indonesia kaya dengan inovasi dan kreativitas. “Semoga kehadiran ASENSI sebagai wadah organisasi pertama di Indonesia akan memberdayakan lisensi, khususnya di sektor produk dan jasa di Indonesia,” terang Susanti.
Pada hari ketiga ini, beberapa sesi talkshow yang akan digelar pada IFRA 2019 antara lain ‘Perkembangan Bisnis Jasa Pengiriman di Tengah Maraknya Bisnis Online’, ‘Unveil the Secrets from the Palace Wall’, ‘Mengenalkan Makanan Halal dan Fresh Food’, ‘Let’s Join Education Franchise Business’, ‘Easy Steps to Make Your Franchise Business’, ‘Empowering Your Business with Technology’, serta presentasi mengenai Shell Partnership dan presentasi tentang Perusahaan dan Menjadi Agen.
***