Oleh: Yerry Tawalujan
Gedung SICC Sentul terasa bergemuruh dengan dukungan membahana hadirin saat Presiden Jokowi berpidato tentang Visi Indonesia, Minggu malam 14 Juli 2019, di Sentul, Bogor.
Dengan lantang dan berapi-api Jokowi membakar semangat 12.000 pimpinan yang hadir mewakili lebih dari 200 organisasi relawan dari seluruh tanah air.
Orasi Jokowi singkat, tajam , efektif dan sarat makna. Tanpa permainan kata atau diksi tanpa arti. Pidato berdurasi 23 menit itu menekankan pada 5 topik utama:
1. Melanjutkan pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia
2. Pembangunan SDM untuk mencetak manusia Indonesia unggul agar bisa bersaing secara global.
3. Mengundang investasi seluas-luasnya agar terbuka lapangan pekerjaan.
4. Reformasi birokrasi agar efisien dan efektif membangun Indonesia yang adaptif, produktif, inovatif dan kompetitif.
5. Penggunaan APBN yang tepat sasaran.
Aura kepemimpinan sangat kuat berpendar saat Presiden berbicara. 7 karakter pemimpin terpancar jelas dari sosok Jokowi ketika menyampaikan visinya untuk Indonesia:
1. *Pemimpin sebagai panglima yang tegas.*
Jokowi tampil garang penuh wibawa. Laksana panglima perang di lapangan yang mengatur dan memerintah pasukan tempurnya di medan laga.
Saat duduk terpukau mendengar pidatonya, beberapa relawan di sekeliling saya berteriak, “senyum pak Jokowi. Senyumnya pak!”. Jokowi memang tidak tersenyum sedikitpun saat pidato. Beda dari kebiasaannya. Kali ini Jokowi tampil bagai singa yang mengaum. Menuntut untuk ditaati laksana prajurit taat pada komando panglimanya.
2. *Pemimpin visioner yang tahu sasaran yang ingin dicapai.*
Jokowi tahu sasaran yang harus dicapai untuk bangsa ini. Dia tahu visinya. Indonesia harus menjadi negara besar dan salah satu negara terkuat di dunia.
Jokowi memiliki gambaran setajam kristal tentang masa depan yang harus terjadi di bangsa ini. Indonesia tampil sebagai pemimpin dunia, salah satu negara super power terkuat di dunia.
3. *Pemimpin sebagai negarawan sejati.*
Perjuangannya utuh untuk kepentingan negara. Rakyat harus dibuat sejahtera. Lapangan kerja diperbanyak. Birokrat lambat dan menghambat dibabat. Pungli diberantas habis. Semua untuk kepentingan bangsa dan negara. Tidak ada tempat sedikitpun untuk kepentingan pribadi dan keluarga.
4. *Pemimpin yang tahu masalah dan kebutuhan bangsanya.*
Terlihat jelas pemahaman Jokowi yang mengerti persoalan bangsanya. Infrastruktur harus dilanjutkan dengan pemberdayaan SDM. Hanya dengan SDM unggul Indonesia bisa maju. Tapi itu perlu perubahan _mindset_. Cara berpikir harus berubah, pola lama berubah. Cara kerja berubah. Jangan lambat dan terbuai di zona nyaman, tapi harus fleksibel dan cepat bergerak.
Pemberdayaan SDM harus dibarengi dengan peningkatan kerja birokrasi dan penggunaan APBN yang tepat sasaran. Jokowi sadar bahwa kinerja aparat sipil negara belum maksimal bahkan keteteran. Anggaran APBN pun banyak yang tidak langsung menyentuh kepentingan rakyat alias bocor sana-sini. Pengawasan anggaran harus diperketat.
Jokowi juga tahu masalah yang dihadapi bangsanya adalah adanya upaya menggoyahkan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Dan segala upaya menentang Pancasila itu harus ditumpas.
5. *Pemimpin yang tahu bagaimana caranya mencapai sasaran.*
Jokowi bukan hanya pemimpin visioner yang menetapkan sasaran. Beliau juga perencana dan pelaksana yang brilyan.
Vision setter, planner dan eksekutor. Ini 3 keunggulan pemimpin yang dipadukan menyatu dalam sosok Jokowi.
Beliau tahu gambar besar, “big picture”-nya. Dia lah master mind-nya. Tapi Jokowi juga sangat peduli dengan detail. “Akan saya cek sendiri. Akan saya kontrol sendiri, begitu saya lihat tidak efisien atau tidak efektif, saya pastikan akan saya pangkas, copot pejabatnya!”, pungkas Jokowi dalam pidatonya.
Intinya, Jokowi bukan hanya tahu menetapkan visi, tapi juga tahu bagaimana cara mencapai visi dan menggerakkan orang bekerja menggapainya.
6. *Pemimpin yang berani bertindak.*
Jokowi bukan hanya jago orasi. Kehebatannya justru terletak pada kemampuannya bertindak. Kita sudah melihat bahkan menikmati hasil kerjanya untuk bangsa.
Pidato Jokowi malam ini pun bukan sekedar orasi ilmiah penuh mimpi. Ini orasi konsolidasi untuk bertindak. Perintah untuk bekerja.
7. *Pemimpin pemersatu bangsa*.
Ajakan untuk memperkuat persatuan terpancar jelas dalam pidato Jokowi. Bersatu membangun bangsa. Karena hanya dengan persatuan kita bisa menjadi negara adidaya dunia.
“Persatuan dan kesatuan bangsa adalah pengikat utama dalam meraih kemajuan. Persatuan dan persaudaraan harus kita perkuat. Hanya dengan bersatu, kita akan menjadi negara yang kuat dan disegani dunia”, ujar Jokowi tegas.
Itu lah 7 kriteria pemimpin hebat yang terlihat dari sosok Jokowi lewat orasi Visi Indonesia.
Indonesia sudah mempunyai pemimpin hebat dan disegani oleh pemimpin-pemimpin negara maju dunia. Tantangannya sekarang ada pada rakyat. Maukah seluruh rakyat bersatu, berubah dan berjuang bersama Jokowi menjadikan Indonesia negara terkuat, super power adidaya dunia.
Jakarta, subuh 15 Juli 2019