Yerry Tawalujan: Segera Bentuk Badan Otorita Pariwisata Likupang Untuk Percepatan Sulut Menjadi Bali Baru

0
529
Foto Yerry Tawalujan

Penetapan Likupang, Sulawesi Utara sebagai salah satu dari lima Bali baru destinasi pariwisata Indonesia disambut baik Yerry Tawalujan, ketua umum Duta Wisata Sulawesi Utara.

Duta Wisata Sulut (DWS) yang terbentuk tahun 2015 adalah organisasi kemasyarakatan yang fokus pada tiga kegiatan pariwisata: promosi, pengembangan destinasi dan edukasi sadar wisata.

Menurut Yerry Tawalujan, ada tiga tantangan utama menjadikan Likupang sebagai Bali baru. Pertama, akses jalan dari bandara Sam Ratulangi atau dari kota Manado ke Likupang belum memadai. Jarak tempuh sekarang sekitar 2,5 jam dari Manado ke Likupang. Jadi perlu dibuat jalan tol baru atau pelebaran dan perbaikan jalan yang sudah ada. Jalan masuk ke pantai Pal yang berpasir putih dari jalan utama Likupang pun masih jauh dibawa standar.

Lalu sarana transportasi kapal atau perahu khusus wisata dari Likupang ke pulau-pulau eksotik terdekat seperti Lihaga, Gangga, Bangka dan Talise masih sangat minim. Wajib untuk segera disediakan.

Kedua, atraksi – yaitu atraksi alam, budaya dan buatan harus dibenahi total. Atraksi alam dengan pantai pasir putih indah dan pulau cantik Lihaga adalah modal dasar yang harus dimaksimalkan.

Penataan dan pengelolaan profesional untuk pantai Pal, pantai Surabaya dan pulau Lihaga perlu segera dilakukan.

Atraksi alam itu perlu dikombinasikan dengan atraksi buatan. Destinasi wisata buatan semacam Ocean Park atau theme park minimal seperti taman impian jaya Ancol kecil harus dibangun di Likupang.

Atraksi budaya tak kalah pentingnya dengan atraksi alam dan buatan. Festival-festival budaya bertaraf international perlu segera dibuat di Likupang. Selama ini Sulut sudah dikenal dengan Tomohon International Flower Festival (TIFF), Festival Manado Fiesta, Festival Selat Lembeh dan sebagainya tapi belum ada Festival khusus untuk Likupang.

Selain itu, perlu dibuat desa-desa wisata disekitar Likupang. Desa Tetey, Dimembe dan Tatelu layak dijadikan desa wisata kuliner ikan mujair. Talawaan desa wisata air terjun. Lembean menjadi desa kolintang. Lalu disetiap desa minimal ada pentas kebudayaan tarian maengket, kabasaran dan musik kolintang sekali seminggu.

Ketiga, amenitas atau fasilitas pendukung pariwisata di Likupang masih kurang. Sarana akomodasi untuk semua strata perlu disediakan. Dari hotel berbintang lima plus sampai home stay perlu disediakan. Restoran berkualitas dan tempat makan higienis yang halal juga perlu dipikirkan.

Yerry Tawalujan juga mengusulkan konsep wisata terpadu untuk Badan Otorita Pariwisata Likupang:

“Badan Otorita Pariwisata Likupang perlu mencakup area yang lebih luas. Bunaken-Siladen, kota Manado, Bitung, Tomohon dan Minahasa induk harus masuk dalam paket Badan Otorita itu. Sehingga yang dikembangkan adalah konsep pariwisata menyeluruh untuk menaikkan length of stay atau lama tinggal wisatawan.

Kalau sekarang rata-rata turis mancanegara itu tinggal di Sulut selama 2 malam 3 hari. Kita naikkan menjadi 4 malam 5 hari.

Lalu soal repeater guest. Sekalipun jumlah kunjungan wisatawan ke Sulut sudah naik menjadi 120.000 kunjungan per tahun, dibanding tahun 2015 hanya 20.000 per tahun, tapi masih sangat minim bahkan tidak ada kunjungan berulang atau repeater guest,” ujar Yerry Tawalujan yang juga ketua umum organisasi Gerakan Nasional Sadar Wisata (GERNASTA).

(28/10/2019)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here