YKIM DUKUNG MENTERI ERICK LIBAS IMPORTIR ALKES HARIMAU!
Jakarta, Pilarnkri.com
“Kebijakan dan ancaman Menteri Erick itu betul, karena persoalannya harga produk dalam negri selama ini kalah murah sama produk impor dari China dan Korea disampimg kwalitasnya juga produk nasional lebih bagus dari produk mereka, dan apabila pemerintah mau mendorong produk dalam negri. Termasuk semangat presiden Jokowi. Menkes dan Menteri Erick yang harus berani ‘memotong regulasi yg berbelit karena disitulah munculnya korupsi, ada istilah kalau memang bisa dipersulit kenapa musti dipermudah, sudah tidak jamannya, itu warisan orba..”,demikian KETUM Yayasan Kerja Indonesia Maju (YKIM), Denny Darjaman Kustia Dan Waketum YKIM, Teungku Raju saat conference-phone (Rabu,22/4) lalu.
Dwi Purbo Istiyarno, Komisaris PT.KPA, yang kemudian bergabung dalam diskusi ini menambahkan, bahwa Pernyataan Menteri BUMN Erick Tohir tentang adanya mafia alat kesehatan terjadi karena impor alat kesehatan Indonesia sangat besar sehingga wajar jika Menteri Erick bertekad menekan impor produk alat kesehatan dengan mensinergikan BUMN yang ada, bahkan diantara beberapa BUMN pun sedang berjuang membuat ventilator seperti PT Len Industri (Persero), PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT Pindad (Persero) dan 15 tim pengembang lainnya yang berasal dari pihak swasta, universitas dan lembaga riset lain. “Dan kami dari PT.KPA siap mendukung upaya menteri Erick mewujudkannya, dalam arti kami menjadi bagian dari Mitra BUMN yang ditunjuk Itu”
Waketum Tgk.Raju menimpali yang juga Kord.Komunikasi publik PT.KPA agar Menteri Erick tidak melakukan monopoli atas hal Itu, “Kami juga, hendaknya diberi kesempatan dan porsi yang sama. Karena kualitas dan manajemen kami tidak kalah dengan yang diinginkan Menteri Erick, boleh Kita uji kok”
Ketum YKIM menambahkan lagi, “Jika tidak, ya sama saja, podo wae, lepas dari mulut harimau masuk mulut buaya kan?”
EARLY WARNING COVID 19 SEJAK RT SE-INDONESIA
Dwi Purbo kemudian menyampaikan bahwa Presiden Jokowi Dan khususnya Satgas Covid 19 telah maksimal melakukan kinerjanya. Namun karena ‘un-predictabel, maka kita harus terus waspada terhadap penyebaran Covid 19 sekaligus menanganinya.
“Jika saat ini jumlah Desa seluruh Indonesia sekitar 83.000, setiap desa mempunyai min.100 RT – Rukun Tetangga. Maka para ketua RT itulah sesungguhnya ‘garda terdepan Satgas Covid 19. Ini yang mungkin terlupakan kita semua.
Para Ketua RT mampu melakukan pendataan warganya, selain kesehatan juga pendataan dampak Ekonomi warga karena Covid 19
Gubernur, Bupati/Walikota adalah komando tertinggi disatu daerah, dan bagaimana cara menyampaikan keseluruh RT mereka lebih paham. Yang jelas, masih kata Dwi Purbo, seluruh Ketua RT melakukan pendataan dengan dilengkapi, al: (1).Thermo gun( untuk mengecek suhu warga tiap2 rumah), (2). Baju APD lengkap dengan masker , face shield dan sarung tangan, (3). Masker yang bisa dicuci dan hand- sanitizer utk di bagi warga dalam RT tsb. (4).Membawa rapid tes setiap RT misalkan 1 Box yg isi 40 tes didampingi ada petugas kesehatan dari Puskesmas setempat utk bantu ambil sampel bila di perlukan.
Untuk pelaksanaannya sbb :
Pertama. Masing masing RT buat data yang akan di ambil yaitu pertama data kesehatan dan data ekonomi warga dengan 3 macam kode warna ( Hijau, Kuning & Merah) untuk membedakan hasil screening Thremo Gun dan Tes Rapid, juga utk data ekonomi masuk Hijau, kuning atau merah
Arti warna HIJAU, Untuk data KESEHATAN. Rumah tersebut kita kasih kode HIJAU kesehatan artinya apabila seluruh penghuni rumah tsb setelah di cek suhu menggunakan Thermo gun hasilnya normal semua suhu dibawah 37,5 tidak sampai 38 derajat ke atas berarti rmh tsb penghuninya sehat semua.
Untuk Ekonomi Warga kode HIJAU, Untuk Ekonomi kita beri kode hijau utk rumah yang penghuninya setelah di lihat dan ditanya kemampuan finansial masih mampu utk memenuhi kebutuhan pangan keluarganya sampai Pendemi Berakhir
Arti kode KUNING , Untuk Data Kesehatan.Rumah warga kita beri kode warna Kuning utk Kesehatan apabila setelah didatangi petugas dan Relawan RT di dampingi petugas kesehatan misal kan dalam satu rumah ada 5 orang penghuni, setelah di cek suhu ada 3 orang yg suhu normal dan ada 2 penghuni yang suhunya 38 derajat lebih , karena ada yang punya suhu 38 lebih maka di lakukan tes rapid langsung di tempat sama petugas medis yang ikut, akan tetapi hasil yang keluar adalah NEGATIF sehingga kesimpulannya karena ada penghuni yang memiliki suhu 38 lebih tapi hasil tesnya Negatif maka kita kasih kode Warna KUNING utk kesehatan .
Data KODE KUNING utk EKONOMI, Warna Kuning kita berikan setelah kita lihat dan kita tanya keadaan ekonomi nya yang kurang beruntung misalkan karena usaha sepi sampai tutup atau sdh di rumah kan bahkan sampai kena PHK dan kemampuan keluarga bertahan utk pangan bs bertahan 1 sampai 2 minggu kedepan saja jadi perlu perhatian utk minggu ke 3 dan selanjutnya apabila pandemi blm berakhir.
KODE WARNA MERAH, Kode warna MERAH untuk KESEHATAN
Kode merah kita berikan apabila hasil kunjungan ke rumah warga ditemukan adanya warga yg setelah di cek suhu 38 dan kemudian dilanjutkan dengan Rapid tes di tempat oleh petugas kesehatan yg ikut mendampingi pendataan ternyata hasilnya positif , sehingga hal ini segera di info dan di tindak lanjuti oleh tim gugus covid daerah utk di tes swab dan diisolasi serta seluruh penghuni ikut di tes rapid untuk mengetahui hasil Rapid nya, karena ada penghuninya yg positif secara rapid test makanya rumah alamat tsb kita kasih kode MERAH.
KODE MERAH untuk data EKONOMI, Kode merah data ekonomi kita berikan apabila dari hasil kunjungan dan wawancara kita dapati kalo keluarga tsb memang memiliki kesulitan ekonomi dan mereka satu keluarga mengatakan kalau seharian belum makan atau bahan makanan hanya tersisa utk satu atau dua hari saja utk berikutnya sdh tdk punya uang utk memberi makan keluarga oleh karena nya kita beri Kode MERAH utk EKONOMI sehingga Pak RT Bisa segera menginfokan keadaan warganya tsb ke seluruh warga utk bisa ikut segera gotong royong membantu warga tsb sekalian info ke Pemda untuk di follow-up hal ini agar kejadian di kota lain dimana ada keluarga yang selama 2 hari hanya minum air putih saja termasuk anak2 nya yg pada akhirnya sang Ibu harus meninggal dunia ,
hal ini mudah 2 an bisa kita hindari apabila screening dan pendataan Ekonomi seperti hal di atas di lakukan .
Sampai sini Dwi Purbo tidak meneruskan, Waketum Tgk.Raju bertanya. “Ini sangat strategis Pak Dwi, asumsi Anggaran setiap RT sekitar berapa?”
“Ambil angka minimal disekitaran Rp.27-30 juta/RT untuk minal 50 KK. Dari 83.000 Desa @100 RT, maka jumlah RT Nasional sekitar 8,3 juta RT. Lalu kalikan Rp.27 juta/RT, Maka Presiden Jokowi dan Satgas Covid 19 hanya membutuhkan biaya sekitar Rp.224 Trilyun. Itu bisa dialih-fungsikan dari Dana Desa” jawab Dwi Purbo yang juga Dewan Pakar YKIM.
“Panjenengan siap mempresentasikan Hal ini kepada presiden Jokowi?”, Tanya Ketum YKIM.
“Inshaa Allah, untuk hal detil tentang kesiapan kami bermitra dengan Menteri Erick dan presentasi tentang konsep ‘Early Warning Itu, silahkan hubungi Tgk.Raju no.
082161474376”, tutup Dwi Purbo sekaligus menyudahi Conference-phone. ‘Mantap !