Pdt. Mulyadi Sulaeman (Gembala Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia (GSPDI) Jemaat Filadelfia Bellezza Permata Hijau): Kita Dipanggil untuk Menjadi “Influencer” bagi Kerajaan Allah!
Jakarta, Pilarnkri.com
Ketika Yesus menyebut pengikut-pengikutnya sebagai terang dunia dan garam dunia, Yesus sedang berbicara tentang fungsi kita sebagai influencer ( Orang yang bisa memberikan dan menghasilkan dampak atau pengaruh pada sesuatu/seseorang, sehingga orang lain mau percaya dan mengikuti ide-ide, nilai-nilai, ajaran, kampanye atau promosi tertentu).
Karena itu, suka atau tidak suka, kita semua pengikut Yesus adalah para influencer.
Suka atau tidak suka, setiap orang memiliki pengaruh tersendiri. Hal-hal yang kita ucapkan atau kita lakukan itu memiliki kuasa untuk mempengaruhi orang di sekitar kita dan mempengaruhi orang-orang yang mengikut kita. Keputusan-keputusan dan sikap-sikap yang kita lakukan akan berdampak pada orang-orang di sekitar kita.
Kita gampang dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita, baik untuk hal yang baik atau buruk.
Perusahaan-perusahaan besar yang memiliki merek saat ini telah mulai membayar orang-orang yang bisa mempengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk membeli produk mereka,”demikian disampaikan Pdt. Mulyadi Sulaeman (Mantan Ketua Umum Sinode Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia (GSPDI) dan Gembala Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia (GSPDI) jemaat Filadelfia Bellezza Permata Hijau, Jakarta Selatan kepada Suarakristen.com, dengan topik wawancara: “Bagaimana Cara Menjadi Influencer bagi Kerajaan Allah”., di kantornya, Jakarta Selatan. (07/09/20).
Jelas Pdt. Mulyadi Sulaeman lebih lanjut.
“Pengertian “Pengaruh” adalah kemampuan untuk bisa memberikan dampak pada karakter, sifat, tingkah laku atau perkembangan seseorang/sesuatu.
Kita semua memiliki hasrat untuk memiliki pengaruh, -baik pengaruh dalam pekerjaan kita, keluarga dan komunitas kita. Tapi bagaimana caranya kita menjadi orang yang berpengaruh? Ada beberapa tokoh dalam Alkitab yang memiliki pengaruh. Mari kita lihat bagaimana mereka memiliki pengaruh. Dan bagaimana Anda juga bisa memiliki pengaruh.
Ada 3 rahasia untuk memiliki pengaruh.
Pertama. Cara sederhana untuk kita bisa memiliki pengaruh adalah dengan berperan dalam memecahkan masalah dalam sebuah komunitas, kelompok orang atau bangsa.
Perhatikan bagaimana Yesus menjadi orang yang berpengaruh. Tuhan Yesus memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan manusia. Dia pertama kali memecahkan masalah Petrus untuk menangkap ikan. Dia memecahkan masalah orang buta. Dia memecahkan masalah seorang pelacur dari kerumunan orang yang ingin melempari dia. Dia memecahkan masalah kematian Lazarus dengan membangkitkan Lazarus dari maut.
Orang yang memecahkan masalah akan menjadi tokoh pemberi pengaruh (influencer). Orang akan mencari kita jika kita menjadi pemecah masalah.
Pengaruh itu adalah hasil dari pemecahan masalah dalam kehidupan seseorang, bisnis, atau masyarakat atau bahkan bangsa.
Pengaruh adalah buah dari panggilan kita. Yesus melakukan apa yang Ia lihat dari apa yang Bapa lakukan; sehingga semua perbuatanNya itu berpengaruh pada masyarakat dan kebudayaan.
Dengan melihat Gereja, orang akan memahami Tuhan dengan lebih baik seperti apa Tuhan itu.
Rahasia kedua: Kita bisa memberikan solusi-solusi.
Krisis membutuhkan solusi.
Pemecahan masalah sering terjadi di tengah krisis. Daniel mengalami krisis ketika raja Nebukadnezar meminta para penasihat untuk memberitahunya tentang arti mimpinya dan menafsirkan mimpinya, kalau tidak Daniel dan semua penasehatnya akan dibunuh. Daniel memecahkan masalah untuk rajanya, dengan memberikan jawaban atas arti mimpi sang Raja.
Contoh lain, Yusuf dilemparkan ke dalam sebuah lubang sumur oleh saudara-saudaranya. Ia menjadi diperbudak dan bahkan dipenjara karena dituduh bersalah atas perbuatan percobaan pemerkosaan atas istri atasannya. Dia juga diminta untuk menafsirkan mimpi Raja Firaun. Yusuf berhasil menjawab arti mimpi Firaun tersebut dan bisa memecahkan masalah tersebut sehingga Yusuf dipercaya menjadi Wakil Raja Mesir. Yusuf bahkan dipercayakan untuk memecahkan masalah yang lebih besar untuk mengatasi masalah kekeringan dan kelaparan di Mesir dan banyak bangsa.
Karena itu, Setiap orang bisa memiliki pengaruh tidak peduli apa status mereka dalam kehidupan ini.
Dalam Perjanjian Lama ada kisah seorang gadis pelayan dalam keluarga Naaman, seorang Jenderal yang menderita kusta. Dia mendengar istri Naaman mengatakan bahwa suaminya menderita penyakit kusta. Dia memberitahu isteri Naaman bahwa dia tahu ada seorang nabi di Israel bernama Elisa yang bisa melakukan mujizat kesembuhan. Naaman pun pergi mencari Nabi Elisa dan dirinya langsung sembuh dari penyakit kusta.
Jadi tidak peduli apa status kita saat ini. Kita bisa menjadi influencer.
Mulailah mencari tempat di mana Anda bisa menjadi pemecah masalah. Orang lain tidak peduli siapa yang memecahkan masalah mereka, mereka hanya ingin masalah mereka dipecahkan.
Rahasia ketiga untuk membangun pengaruh adalah dengan membangun komunikasi, relasi, sinergi (kerja-sama) dan jembatan dengan mereka yang berbeda dengan kita.
Kita harus meningkatkan tali persahabatan, silaturahmi dengan semua orang, dengan semua komunitas, baik di lingkup lokal, nasional maupun global. Kehadiran, keaktifan dan partisipasi kita dalam pelbagai dinamika organisasi akan memberikan/menghasilkan pengaruh positif bagi orang lain.
Lebih lanjut dijelaskan Pdt. Mulyadi Sulaeman.:
Ada 5 hal yang penting kita perhatikan agar kita bisa menjadi Influencer bagi Yesus dan menjadi influencer untuk Kerajaan Allah.
Kita harus sadar, bahwa Alkitab ingin kita memahami bahwa orang-orang sedang memperhatikan kita dan akan mengikuti tingkah laku kita.
Karena itu Paulus meminta kepada Timotius (1 Tim 4: 12)
1 Timotius 4 : 12
Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Dari ayat ini, kita bisa menerangkan apa artinya dan apa syarat utama untuk menjadi seorang seorang influencer bagi Yesus.
1. Menjadi sebuah teladan dalam perkataan.
Sebagai anak-anak Allah, kita harus menjaga dan memperhatikan perkataan (mulut) kita. Perkataan atau bahasa yang kotor, cabul, sinis, penuh hujatan, berbahaya, najis, sia-sia, semberono, dan yang tidak benar,-tidak pantas lagi kita ucapkan.
Efesus 5 : 3
Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.
Efesus 5 : 4
Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono–karena hal-hal ini tidak pantas–tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.
Kita diperintahkan Tuhan untuk menjadi teladan dalam perkataan, bahasa atau ucapan kita.
Efesus 4 : 29
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Efesus 4 : 31
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
Kalau kita mau menjadi influencer yang kredibel dan sederhana, kita harus dikenal sebagai orang yang perkataannya memancarkan pengharapan dan antusiasme.
2. Menjadi teladan dalam tingkah laku.
Sadarlah. Saat kita menyatakan diri kita sebagai seorang Kristen, orang orang sekitar kita akan memperhatikan tingkah laku kita. Kita memang belum menjadi orang yang sempurna, akan tetapi kita diajarkan untuk hidup kudus dalam tingkah laku dan perbuatan kita;
1 Petrus 1 : 15
tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu.
3. Menjadi teladan dalam kasih.
Salah satu ayat favorit tentang kasih adalah;
1 Korintus 13 : 4
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
1 Korintus 13 : 5
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
1 Korintus 13 : 6
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
1 Korintus 13 : 7
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
1 Korintus 13 : 8
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
Kita dipanggil untuk menyatakan kasih Allah. Kalau kita tidak bisa menyatakan kasih Yesus dalam hidup kita, – kalau orang tidak bisa melihat kasih dalam hidup kita, maka semua yang kita lakukan atau saksikan tak bernilai.
4. Menjadi teladan dalam iman.
Saat ini kita semua sedang digoncang dengan wabah virus Corona. Kita semua sedang menghadapi krisis besar. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, krisis ekonomi, dan mengalami banyak persoalan kompleks. Dalam situasi krisis seperti ini, apakah orang lain masih bisa melihat iman kita dalam perbuatan?
Masihkah kita tetap setia kepada Yesus, kuat dan komit melayani Tuhan di saat kesusahan atau krisis?
5. Menjadi teladan dalam kesucian.
Salah satu Perintah Tuhan kepada kita sebagai umatNya seperti yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada Gereja di Kolose adalah:
Kolose 3 : 5
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.
Itu artinya untuk menjadi seorang influencer bagi Kerajaan Allah, kita harus hidup suci/kudus di dalam Roh Kudus. Menjauhkan diri dari dosa-dosa percabulan, perzinahan, perselingkuhan, kenajisan dan homoseks.
Pdt. Mulyadi Sulaeman menguraikan lebih lanjut:
Saat ini banyak orang yang merasa kewalahan dengan masalah-masalah. Banyak orang yang merasa seperti tenggelam dalam lautan masalah yang kompleks dan tak terpecahkan. Sehingga mereka perlu menemukan pikiran dan hati yang damai. Apalagi di tengah-tengah wabah virus Corona yang melumpuhkan dan merontokkan kehidupan manusia, baik secara ekonomis, bisnis, dll., banyak orang dan perusahaan yang mengalami goncangan besar, tsunami ekonomi, kebangkrutan massal.
Di tengah-tengah goncangan besar tersebut, Kita dipanggil dan diutus untuk mengatasi masalah-masalah. Kita harus menggunakan hikmat dan logika yang dipenuhi Roh Kudus untuk mengatasi masalah.
Kita harus bekerja keras dengan mengerahkan sumber daya kita untuk ikut pro-aktif memecahkan masalah dunia.
Memang Kekristenan tidak lahir untuk menyelesaikan semua masalah dunia, tetapi untuk menyatakan kasih Kristus di tengah masalah apa pun yang ada.
Menutup wawancara, Pdt. Mulyadi Sulaeman memberikan beberapa tips dalam mengatasi masalah pribadi.
Berikut beberapa tips dasar untuk mengatasi masalah:
Langkah pertama, mintalah Tuhan membantu Anda untuk memahami masalah yang sedang Anda hadapi. Mintalah Roh Kudus memberikan Anda pemahaman tentang ragam masalah-masalah Anda tetapi masih saling berkaitan. Tentukan masalah Anda dengan benar. Pahami mengapa masalah terjadi. Bagaimana masalahnya terjadi? Apa dampak masalah itu? Kapan masalahnya harus segera dipecahkan? Bagaimana Tuhan memandang masalah ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa membantu kita membatasi dan menentukan masalah dengan jelas, teliti dan alkitabiah.
Langkah kedua adalah Kita harus fokus pada satu masalah prioritas untuk dipecahkan terlebih dahulu. Jangan coba memecahkan masalah sekaligus pada waktu yang sama.
Langkah ketiga adalah meminta bantuan Roh Kudus agar Roh Kudus memberikan kekuatan dalam menghadapi masalah, khususnya, dalam mengontrol emosi atau perasaan kita. Agar kita tidak mudah stress atau tertekan pikiran dan hatinya.
Langkah keempat adalah meminta hikmat, kecerdasan, dan inspirasi kepada Roh Kudus tentang bagaimana caranya memecahkan masalah yang sedang kita hadapi. Bikinlah daftar solusi yang bisa memecahkan masalah.Carilah solusi yang paling menyenangkan hati Tuhan dan masuk akal serta paling alkitabiah. Tuliskan solusi-solusi yang bagus tersebut dalam buku harian.
Mintalah tuntunan Tuhan dalam menentukan solusi-solusi mana yang memungkinkan yang bisa Anda lakukan saat ini untuk memecahkan masalah Anda.
Akhirnya, langkah kelima, laksanakan solusi yang sudah ditetapkan secara terukur dan realistis sesuai keadaan saat ini. Bersikaplah terbuka terhadap tuntunan Roh Kudus.
Jangan lagi tenggelam dalam masalah-masalah Anda, carilah bantuan Tuhan dalam memecahkan masalah-masalah Anda satu per satu.
(Hotben)