Revolusi Indonesia: Untuk Dimuat di Youtube Channel Merphin Panjaitan.

0
289

Revolusi Indonesia:
Untuk Dimuat di Youtube Channel Merphin Panjaitan.

Oleh: Merphin Panjaitan.

Pengantar:

Saudaraku, pada akhir Februari 2021, buku saya berjudul Revolusi Indonesia akan terbit. Buku ini saya maksudkan sebagai materi kampanye untuk melanjutkan Revolusi Indonesia, hingga terwujud masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Sekitar 2 minggu yang lalu, saya membuat Youtube Channel Merphin Panjaitan, sebagai alat untuk mengkampanyekan pemikiran tentang Revolusi Indonesia Lanjutan, yang saya tulis dalam buku tersebut; yang akan dimuat secara bertahap. Artinya saya telah mulai mengkampanyekan Revolusi Indonesia Lanjutan, sejak 2 minggu lalu, dengan menggunakan Youtube. Dan untuk maksud yang sama, selanjutnya pada akhir Februari dan Awal Maret 2021, melalui Zoom Meeting, saya juga akan mengadakan Diskusi Buku Revolusi Indonesia.

Sehubungan dengan rencana kampanye ini, saya berharap bantuan dari saudaraku yang baik hati, untuk bersedia mendukung kegiatan kampanye ini, antara lain dengan kesiapan mengikutinya di Youtube Channel Merphin Panjaitan, dan juga dengan mengikuti Diskusi Buku yang akan dilaksanakan setelah buku terbit. Setiap peserta Diskusi Buku akan mendapatkan satu kopy buku Revolusi Indonesia, dengan biaya Rp. 100.000,- per buku ditambah ongkos kirim; tebal buku ini sekitar 300 halaman. Dan pada kesempatan ini melalui email ini, saya lampirkan beberapa topik materi yang dimuat dalam Youtube Channel tersebut.

Manusia dan Peradaban

Manusia hidup dan berkembang bersama peradabannya; peradaban adalah jawaban suatu masyarakat terhadap tantangan yang dihadapinya; jawaban yang setimpal dengan besarnya tantangan; jawaban berdasarkan nilai-nilai kehidupan bersama; di suatu wilayah tertentu; dalam waktu yang sangat lama, berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Peradaban adalah sejarah panjang umat manusia; imperium berkembang dan runtuh, pemerintahan datang dan pergi, peradaban tetap ada dan menopang kehidupan politik, sosial, ekonomi, seni dan ideologi. Suatu peradaban, dalam perjalanan sejarahnya, berlangsung dalam beberapa tahap: setelah tahap persiapan yang panjang, peradaban muncul ke permukaan, dan selanjutnya memasuki tahap perkembangan; setelah mencapai puncaknya, peradaban mendatar, kemudian merosot, dan selanjutnya runtuh.

Masyarakat menjawab tantangan tersebut dengan membuat dan menggunakan berbagai macam alat, yang dari waktu ke waktu semakin canggih; peralatan tersebut berupa nilai, lembaga, kebiasaan, kepercayaan, bahasa, tulisan, dan berbagai peralatan lainnya, material dan nonmaterial. Berbagai peradaban bersiap, muncul dan berkembang diberbagai wilayah yang berbeda. Sebagian dari peradaban tersebut ada yang merosot dan kemudian runtuh; ada peradaban yang berkembang, tetapi kemudian tertinggal dibelakang, karena kalah bersaing dengan peradaban lain; peradaban seperti ini, di kemudian hari bisa bangkit kembali, dengan berbagai capaian besar, dan kemudian melangkah di depan.

Semua peradaban yang hadir sekarang ini, telah dimulai dengan tahap persiapan pada masa berburu. Masa persiapan membutuhkan waktu panjang; perjumpaan dengan peradaban lain dapat membantu percepatan penyelesaian tahap persiapan. Peradaban dibangun di atas sistem nilai bersama; Peradaban Gotongroyong dibangun di atas dasar nilai-nilai gotongroyong, yaitu: persaudaraan, kesetaraan, kemerdekaan dan kebaikan bersama; yang terbentuk melalui proses panjang sejak masa berburu, sejak masyarakat Nusantara mulai berburu hewan besar. Peradaban Barat dibangun di atas dasar sistem nilai bersama masyarakat Barat, yang terbentuk melalui proses panjang sejak masa berburu di Eropa Barat, yakni Individualisme. Oleh karena itu, pola pikir dan perilaku manusia pendukung Peradaban Barat adalah manifestasi individualisme, seperti rasa percaya diri tinggi, keingintahuan (curiosity) yang kuat, kerja keras, dan semangat petualangan.

Masyarakat Indonesia, atau mungkin lebih luas, masyarakat Asia Tenggara, mengembangkan Peradaban Gotongroyong, yang dibangun di atas nilai-nilai gotongroyong. Peradaban Gotongroyong berinteraksi dengan berbagai peradaban besar, yaitu Peradaban India, Peradaban Tionghoa, Peradaban Islam, dan kemudian Peradaban Barat. Peradaban Gotongroyong mengambil beberapa unsur dari berbagai peradaban tersebut di atas, dengan tetap menjalankan nilai-nilai gotongroyong. Peradaban yang datang dari luar ikut memperkaya, tetapi tidak menggantikan peradaban regional, yaitu Peradaban Gotongroyong. Peradaban Gotongroyong muncul ke permukaan pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, dan kemudian memasuki tahap perkembangan.

Diferensiasi Spesies Sejak Awal Kehidupan.

Di awal kehidupan di bumi ini, di berbagai perairan di muka bumi, muncul bermiliar jenis organisme satu sel pendahulu spesies-spesies, dan dari sana hanyut dibawa air tersebar ke berbagai perairan di muka bumi; sebagian kecil dari mereka tumbuh dan berkembang, berketurunan dan berevolusi, dan kemudian muncul sebagai spesies-spesies, seperti yang kita kenal sekarang ini. Diferensiasi spesies-spesies telah terjadi sejak kemunculan organisme satu sel di awal kehidupan, bukan pada waktu mahluk itu telah mencapai tingkat evolusi tinggi. Hal yang sama berlaku pada pendahulu manusia. Dasar pemikirannya sebagai berikut: Lebih rasional kalau kita beranjak dari konsep “Ontogenesis adalah ulangan singkat dari Filogenesis”, seperti yang dikatakan Ernst Haeckel. Ontogenesis, yakni perkembangan suatu individu mahluk merupakan pengulangan singkat dari Filogenesis, yakni sejarah perkembangan tumbuhan, hewan, dan manusia berlangsung secara evolusi dalam jutaan tahun. Suatu spesies membawa sifat mahluk pendahulunya; embrio manusia memiliki semacam insang seperti ikan, berbulu, dan memiliki ekor kecil, seperti mahluk pendahulunya.

Oleh karena itu, saya pikir lebih tepat menggunakan istilah akumulasi gen daripada mutasi gen, karena ternyata gen terdahulu juga masih berfungsi, walaupun hanya dalam kehidupan embrional, seperti yang terjadi dalam pertumbuhan embrio manusia. Dan karena Ontogenesis adalah ulangan singkat dari Filogenesis, maka juga bisa diterima bahwa diferensiasi spesies-spesies telah terjadi sejak organisme satu sel di awal kehidupan, sebagaimana bayi yang akan lahir adalah sesuai dengan Zigot pendahulunya. Implikasi pemikiran ini adalah, bahwa organisme bakal spesies-spesies telah muncul pada masa awal kehidupan, yakni mahluk hidup satu sel, sebagai organisme yang berbeda-beda; dan kemunculan awal kehidupan organisme ini hanya terjadi satu kali, karena evolusi jagadraya tidak bisa diulangi.

Evolusi manusia telah dimulai oleh pendahulunya, sejak awal kehidupan di bumi ini, di dalam air, di suatu tempat tertentu, dalam jumlah miliaran; dan dari sana kemudian dibawa air keberbagai tempat yang berbeda; dan oleh karena itu bisa dimengerti, sejak sebelum manusia memiliki kemampuan menyeberangi laut luas, manusia telah hidup diberbagai pulau yang berjauhan, yang telah ditempatinya sejak awal perjalanan evolusinya.

Mahluk pendahulu manusia memulai perjalanan evolusinya di air, dan kemudian secara perlahan pindah ke daratan, dimulai dengan merangkak, kemudian berdiri dan berjalan di atas kedua kakinya, dan dengan demikian otaknya dapat berkembang dengan cepat. Kemudian kesadarannya muncul, dan mampu berpikir, berbicara dengan sesama manusia, membuat dan menggunakan berbagai macam alat, yang dari waktu ke waktu semakin baik, dan mahluk ini disebut manusia. Saya tidak setuju dengan pendapat yang menyatakan bahwa dalam perjalanan evolusinya, pendahulu manusia pernah hidup di atas pohon, karena kehidupan di atas pohon akan menghambat perkembangan otaknya, dan dengan demikian mereka tidak akan pernah menjadi manusia, karena otaknya akan tetap kecil.

Revolusi Kesadaran Pertama

Pada Revolusi Kesadaran Pertama, yang terjadi sejak awal kemunculan manusia, sekitar 2 juta tahun lalu; manusia mulai menyadari bahwa mereka berbeda dari ciptaan lainnya, berbeda dari hewan, tumbuhan dan yang lainnya; manusia memiliki akal (reason) dan nurani (conscience), dan dengan akal dan nurani manusia mampu berpikir. Manusia berpikir dan menyadari keberadaannya. Manusia adalah mahluk bumi; mahluk individu sekaligus sosial; mahluk berpikir dan berkepercayaan; mahluk belajar, kerja, berkesenian dan bermain; mahluk pembuat dan pengguna alat. Manusia berpikir dan mampu membuat dan menggunakan alat, mulai dari alat yang paling sederhana yang terbuat dari batu, dan kemudian berkembang hingga alat yang paling canggih, material dan non-material.

Manusia mampu berdiri, berjalan, dan berlari, kokoh di atas kedua kakinya; manusia hidup di atas tanah, tidak bergelantungan di pohon. Tungkai dan kaki manusia lebih besar dan lebih kuat dibanding dengan lengan dan tangannya, dan struktur ini terjadi karena manusia berjalan di atas ke dua kakinya. Manusia, sejak awal kehadirannya di muka bumi berjalan di atas kedua kakinya, dan sikap ini membuat otak manusia terletak di bagian paling atas tubuh, dan posisi ini membuat otak lebih mudah berkembang. Barangkali pada awalnya semua primata hidup di atas tanah, tetapi kemudian, oleh karena primata lain di luar manusia tidak mampu berpikir, dan tidak mampu membuat alat, maka demi keamanannya, misalnya terhadap ancaman binatang buas, banyak dari primata tersebut yang terpaksa hidup di atas pohon, hingga kini. Pada awalnya, barangkali banyak jenis primata lain besarnya sama dengan manusia purba, tetapi dengan otak lebih kecil; tetapi akibat terlalu lama hidup di atas pohon, dengan gizi kurang dalam waktu yang sangat lama, membuat banyak dari antara primata bertubuh kecil.

Manusia purba berdiri dan berjalan di atas kedua kakinya; tangan bebas menjalankan fungsinya, antara lain dalam membuat dan menggunakan berbagai macam alat; dan perkembangan keterampilan tangan ini merangsang perkembangan otak. Hidup secara komunal, belum ada keluarga inti; semua bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup bersama. Kesadaran bangkit dan mulai berpikir; mampu menentukan apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersama; mampu berbahasa, walaupun masih sangat sederhana. Mampu membuat dan mengendalikan api, dan kemampuan ini menjadi salah satu pembeda antara manusia dengan hewan. Semua kemampuan di atas didukung oleh otak yang sudah cukup besar; dan sebaliknya perkembangan kemampuan manusia merangsang perkembangan otaknya. Di Indonesia, manusia purba diperkirakan telah muncul pada kala Plestosen Awal sekitar 1,9 juta tahun lalu, yaitu Pithecanthropus modjokertensis dan Meganthropus palaeojavanicus. Pada awalnya, manusia hidup berburu dan mengumpulkan makanan: membuat dan menggunakan api; membuat peralatan dari batu, kayu dan tulang. Hidup berkelompok, kerjasama satu dengan yang lain, bantu-membantu dan tolong menolong, agar dapat bertahan hidup dan melanjutkan keturunan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Penemuan Api dan Masakan Peradaban

Teknologi tertua dalam peradaban manusia kemungkinan besar adalah teknologi api; pembuatan dan penggunaan api banyak manfaatnya bagi kesehatan, keamanan dan kemajuan manusia purba. Api digunakan untuk memanaskan ruangan tempat mereka tinggal; memasak, mengawetkan makanan hingga dapat menyimpan persediaan makanan untuk waktu lama, yang dibutuhkan untuk memperluas ruang jelajah masyarakat pemburu; digunakan untuk menjauhkan binatang buas dan nyamuk dari pangkalan manusia; dan dikemudian hari, api digunakan untuk membuat peralatan dari logam. Penemuan api ini bisa jadi suatu kebetulan; petir menyambar dan membakar hutan; api ini membakar hewan yang menimbulkan harum daging bakar; manusia purba mencicipi daging bakar tersebut dan ternyata enak; dan selanjutnya, belajar dari pengalaman ini, manusia memelihara api dan menggunakannya; penemuan dan penggunaan api membuat manusia semakin berbeda dengan hewan.

Memasak dalam bambu, seperti masak bambu Toraja adalah salah satu kemajuan besar dalam penggunaan api; dan kemungkinan besar telah dilakukan manusia pada masa berburu, sebelum manusia mampu membuat alat masak dari tanah dan logam. Bahan pangan yang dimasak dalam masak bambu Toraja bukan biji-bijian seperti beras, tetapi daging dan sayuran; dan bahan makanan ini adalah makanan pokok di masa berburu, sebelum manusia bertani biji-bijian seperti padi; dan kemungkinan hal itu telah dimulai ratusan ribu tahun lalu. Masakan lemang di tempat lain, seperti di Sumatera, bisa jadi pada awalnya juga digunakan untuk memasak sayuran dan daging pada masa berburu; yang kemudian digunakan untuk mmbuat lemang dengan bahan pangan beras atau ketan di masa pertanian.

Tipa-tipa di Tanah Batak, besar kemungkinan telah menjadi makanan sehari-hari pada masa berburu. Para perempuan Batak kemungkinan mengumpulkan padi setengah tua dari semak belukar, dan kemudian mengolahnya menjadi tipa-tipa, dengan memasaknya di atas batu yang terlebih dahulu dipanaskan, dan kemudian memukul-mukul padi panas tersebut dengan kayu, untuk memisahkan tipa-tipa dari kulit padinya; dan tipa-tipa ini bisa disimpan untuk waktu lama. Barangkali, cara memasak bakar batu yang sampai sekarang masih di lakukan masyarakat di Papua, juga telah dimulai pada masa berburu ratusan ribu tahun yang lalu.

Besar kemungkinan, berbagai cara masak di atas, yaitu masak bambu di Toraja, masak lemang di Sumatera, pembuatan tipa-tipa di Tanah Batak, dan bakar batu di Papua, adalah sebagian dari cara memasak di masa berburu, yang telah dimulai ratusan ribu tahun yang lalu, pada waktu masyarakat manusia telah mampu menggunakan api, tetapi belum mampu membuat periuk atau kuali, atau alat masak lainnya, dari tanah atau logam. Masak bambu, pembuatan tipa-tipa, bakar batu dan membakar langsung bahan pangan seperti daging, ikan, umbi-umbian dan bahan pangan lainnya, bisa disebut sebagai cara masak peradaban, karena penemuan masakan ini adalah satu momentum penting dalam perkembangan peradaban manusia. Sebelumnya manusia memakan makanan mentah, tetapi setelah temuan api dan berbagai cara memasak makanan ini, makanan manusia sebagian besar dimasak terlebih dahulu sebelum dimakan.

Revolusi Pertanian

Pada masa peralihan dari masa berburu ke masa bertani, yang terjadi karena hewan buruan di sekitar mereka hampir habis; kemungkinan besar terjadi kebingungan di kalangan laki-laki pemburu, karena tiba-tiba mereka kehilangan kegiatan produktif; dan dalam kebingungan itu mereka mencoba mengisi waktu dengan omong-omong (marnonang) di bawah pohon rindang, misalnya pohon beringin, seperti di Tanah Batak; atau berkesenian seperti di Jawa; atau mengukir, seperti di Bali; dan seterusnya. Kaum perempuan mulai bertani secara tidak sengaja, mungkin mereka melihat umbi-umbian yang terbuang di sekitar Pangkalan tumbuh dan menghasilkan; belajar dari fenomena ini mereka dengan sengaja menanam umbi-umbian, sayuran dan buah-buahan; sementara para laki-laki masih sibuk dengan omong-omong pengisi waktu. Di banyak masyarakat, fenomena seperti ini masih ada sisanya sampai sekarang ini. Di Tanah Batak misalnya, waktu kerja perempuan di sawah dan ladang lebih banyak dari laki-laki; tetapi pada waktu pesta adat, para laki-laki sibuk berbicara dan membagi daging jambar, barangkali mereka teringat kebiasaan dahulu, membagi-bagi daging hewan buruan. Melihat fenomena di atas, saya berkesimpulan di banyak tempat di Indonesia, terutama di Tanah Batak, Revolusi Pertanian dipelopori oleh kaum perempuan.

Manusia mulai bertani, yang pada awalnya sebagai peladang berpindah, mencari lahan subur, dan cara ini dimungkinkan karena lahan kosong masih sangat luas; masa ini sangat penting dalam sejarah peradaban manusia, karena pada masa ini penemuan baru berupa penguasaan sumber daya alam bertambah dengan cepat; berbagai macam tumbuhan dan hewan mulai dijinakkan dan dipelihara, dan ini berarti seleksi alam berubah menjadi seleksi manusia. Penemuan irigasi dan bajak membuat hasil panen lebih banyak lagi, dan akibatnya surplus pangan menjadi lebih besar lagi. Surplus pangan ini dapat dikonsumsi oleh penduduk bukan petani, seperti pengrajin, pedagang, imam, birokrat, militer, dan elite agama atau politik. Jenis pekerjaan semakin banyak, spesialisasi kerja semakin luas, dan berbagai temuan semakin banyak. Surplus ini juga memperbanyak barang yang diperdagangkan, dan memperluas perdagangan antar wilayah; kemajuan teknologi metalurgi membuat kebutuhan bahan baku seperti tembaga dan timah semakin besar, dan dengan demikian dibutuhkan lebih banyak bahan baku, yang bisa didapat dari wilayah lain; kemajuan teknologi bersama perubahan sosial saling mendukung, dan membuat masyarakat semakin maju..

Semua ini bisa berlangsung dalam masyarakat yang teratur, tertib, dan tergabung dalam suatu unit kekuasaan yang berdaulat di suatu wilayah tertentu, yakni masyarakat politik. Walaupun masih sangat sederhana, masyarakat politik ini mampu menjalankan fungsinya, yang secara umum dikenal sebagai fungsi kesejahteraan dan keamanan, dan juga fungsi penegakan keadilan. Di masa bertani telah terjadi perdagangan dalam bentuk barter; barang yang dipertukarkan diangkut melalui sungai, laut dan darat. Perahu dan rakit bambu memegang peranan penting dalam barter ini, sekaligus sebagai alat penyebar budaya; barang yang dipertukarkan ialah hasil pertanian, hasil kerajinan, seperti gerabah, beliung dan perhiasan, dan mungkin juga garam dan ikan asin.

Revolusi Politik

Pada masa berburu, berlaku kesetaraan martabat manusia, termasuk kesetaraan antara laki-laki dan perempuan; masyarakat egaliter, dengan kepemimpinan primus inter pares, tetapi pada masa selanjutnya, sentralisasi kekuasaan politik menimbulkan diferensiasi kelas, dan sejak itu secara perlahan martabat manusia di buat berbeda. Tetapi beberapa abad terakhir ini, kekeliruan pembedaan martabat manusia ini disadari dan dikoreksi; disadari bahwa hanya ada satu martabat, yakni martabat manusia, dan hanya ada satu ras, yakni ras manusia. Sejarah umat manusia pernah melalui masa kelam dalam waktu lama, terutama dengan kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan yang membedakan martabat manusia; tetapi sekarang ini, manusia kembali menerapkan nilai kesetaraan dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan, dan hampir semua negara di dunia menggunakan sistem demokrasi; masyarakat egaliter kembali diberlakukan. Kesadaran ini mendorong masyarakat berjuang mewujudkan negara yang memperlakukan manusia secara sama, dengan martabat yang sama, yakni martabat manusia, dan negara tersebut adalah negara demokrasi; nilai kesetaraan, yang sempat dilupakan selama ribuan tahun, diberlakukan kembali.

Revolusi Politik dimulai dengan Revolusi Inggris pada abad ke-17, diikuti Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis pada abad ke-18; kemudian bergerak ke seluruh Eropa pada abad ke-19; dan selanjutnya menyebar ke seluruh dunia pada abad ke-20. Revolusi Inggris digerakkan oleh kelas menengah yang mendukung Parlemen dalam mewujudkan toleransi beragama serta keamanan pribadi dan properti. Revolusi Inggris berawal dari konflik antara Parlemen dengan Dinasti Stuart; konflik berkembang menjadi perang sipil, dan Parlemen keluar sebagai pemenang; Revolusi Inggris berakhir pada tahun 1689, setelah berlangsung sekitar setengah abad, dan terwujudlah supremasi Parlemen.

Revolusi Amerika pecah di tigabelas koloni Inggris di Amerika, dan merupakan laboratorium aksi suatu doktrin baru. Ditinjau dari sudut pandang sejarah dunia, Revolusi Amerika menjadi penting terutama bukan karena terbentuknya suatu negara merdeka, tetapi karena terbentuknya suatu tipe negara baru yang berbeda. Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat yang ditulis oleh Thomas Jefferson dibantu panitia istimewa yang beranggotakan John Adams dan Benjamin Franklin, disetujui oleh Kongres Kontinental pada tanggal 4 Juli 1776, yang antara lain: …….Kami berpendapat bahwa kebenaran-kebenaran ini sudah jelas dengan sendirinya, yaitu bahwa semua orang diciptakan sama, bahwa mereka dianugerahi oleh Penciptanya hak-hak tertentu yang tak dapat dihilangkan, diantaranya adalah hak hidup, hak kebebasan dan hak mengejar kebahagiaan. Untuk menjamin hak-hak ini, dilembagakanlah pemerintahan-pemerintahan di antara manusia, yang memperoleh wewenangnya secara adil dengan persetujuan dari orang yang diperintah. Deklarasi ini mengakui, bahwa semua manusia diciptakan sama dan dianugerahi oleh Pencipta hak yang tidak dapat dihilangkan; hak ini membenarkan dirinya sendiri, dan tidak membutuhkan pembenaran dari luar. Manusia mendapatkan hak-hak yang tidak boleh dihilangkan, langsung dari Pencipta, bukan dari negara atau Pemerintah; pembentukan pemerintahan untuk menjamin hak-hak tersebut; dan pemerintahan tersebut harus mendapat persetujuan dari rakyat. Pernyataan ini memperkuat gagasan tentang kesetaraan manusia, yang konsekwensinya pemerintah harus mendapat persetujuan dari rakyat.

Revolusi Prancis dimulai moderat, tetapi kemudian berubah menjadi progresif dan radikal. Revolusi Prancis dimulai sebagai revolusi aristokrat pada tahun 1787, kemudian bergeser menjadi revolusi borjuis pada tahun 1789. Pada 14 Juli 1789 massa menyerbu penjara Bastille, dan jatuhnya Bastille merupakan pertanda kehadiran politik massa dalam tahapan sejarah. Revolusi massa terjadi di pinggiran Paris, dan petani mulai mengangkat senjata. Selama Agustus 1789, National Assembly mengeluarkan undang-undang penghapusan: feodalisme; pengecualian pajak; hak gereja mengumpulkan persepuluhan; dan hak eksklusive para bangsawan.

Kesamaan Revolusi Inggris, Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis terutama pada kebangkitan politik massa, yang digambarkan oleh pelembagaan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan negara; nasionalisme adalah fenomena modern dalam sejarah Eropa, yang belum dikenal pada Abad Pertengahan. Terjadi tiga perkembangan yang berlangsung bertahap, menuju ke pelembagaan negara nasional, dan perkembangan bahasa nasional; kemunculan gereja nasional; dan konsolidasi negara-negara independen, seperti Inggris, Prancis, Spanyol, Portugal, dan Denmark.

Nasionalisme berkembang menjadi faktor utama dalam sejarah Eropa pada abad ke-19, dan dalam sejarah dunia pada abad ke-20. Bentuk negara-bangsa telah diterima dan diterapkan dalam hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, menggunakan ideologi nasionalisme untuk melawan idelogi kolonialismenya penguasa kolonial, untuk merdeka dan mendirikan negara berdaulat. Tetapi individualisme sulit diterima, dan sering dianggap tidak sesuai dengan kebudayaan nasional masing-masing, di negara yang baru merdeka ini. Indonesia, dengan Peradaban Gotongroyong, mengedepankan nilai persaudaraan ketimbang kebebasan individu. Puncak capaian Revolusi Politik adalah terwujudnya negara-bangsa demokrasi, damai dan stabil.

Berdasarkan definisi ini, Revolusi Politik di Indonesia dimulai dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945; berlanjut dengan Reformasi Politik yang dimulai pada 21 Mei 1998, antara lain diisi dengan Perubahan UUD 1945 sebanyak empat kali berturut-turut. Diikuti dengan pemilihan umum yang bebas, adil, kompetitif dan berkala, yang dalam tiga kali berturut-turut berlangsung damai dan stabil; diisi dengan penyelenggaraan politik yang demokratis, antara lain mekanisme check and balances. Revolusi Politik Rusia dinyatakan selesai setelah negara Federasi Rusia yang demokratis terbentuk, dan kehidupan politik yang demokratis, yang antara lain ditandai dengan pemilihan umum yang bebas, adil, kompetitif dan berkala, berjalan damai dan stabil, selama minimal tiga kali berturut-turut. Revolusi Politik di Rusia baru selesai beberapa tahun yang lalu, setelah tatanan negara berubah menjadi demokrasi, dengan Pemilihan Umum tiga kali berturut-turut berlangsung demokratis, damai dan stabil; dan dengan definisi ini, Revolusi Politik di China dianggap belum selesai.

Revolusi Ilmiah

Revolusi Ilmiah adalah proses perubahan mendasar dalam metoda pencarian dan penyusunan Ilmu; terjadi di Barat setelah Renesans dan Reformasi Protestan; berlangsung bersamaan dengan Revolusi Politik dan Revolusi Industri. Dan setelah Revolusi Ilmiah, seorang ilmuwan kerja dengan menggabungkan penalaran rasional dan pengalaman empirik. Hasil kerja dengan metoda baru ini, yang kemudian dikenal sebagai metoda ilmiah, disebut sebagai Ilmu. Revolusi Ilmiah, Revolusi Industri dan Revolusi Politik jalan beriringan dan saling mendukung; yang satu tidak bisa berkembang tanpa dukungan yang lain; ilmu, teknologi, seni dan industri, dimanapun dia tumbuh dan berkembang, selalu hadir bersama. Ketidakhadiran salah satu diantaranya, akan membuat yang lain tidak berkembang; ilmu menjelaskan berbagai fenomena yang ada; teknologi memanfaatkan ilmu untuk menentukan yang perlu diadakan, dan bagaimana cara mengadakannya; dan industri menjadi tempat menerapkan dan mengembangkan keduanya. Berbagai kemajuan ilmu, teknologi, dan industri saling mendukung satu terhadap yang lain, dan membuat reaksi berkelanjutan. Penemuan Newton tentang hukum gerakan benda-benda langit dan teori Darwin tentang evolusi biologis menstimulir penemuan berbagai gagasan politik.

Tujuan Ilmu adalah mencari penjelasan dari berbagai fenomena, baik fenomena alam maupun fnomena sosial, yang memungkinkan manusia mengetahui hakikat obyek yang dihadapi. Ilmu memungkinkan manusia mengerti tentang masalah yang dihadapinya, dan bagaimana cara mengendalikan masalah tersebut. Bermodalkan Ilmu yang dikuasainya, seorang teknolog mengembangkan teknologi yang digunakan menjelaskan apa yang perlu diadakan, dan bagaimana cara mengadakannya. Penjelasan keilmuan memungkinkan manusia meramalkan apa yang akan terjadi; dan berdasarkan ramalan tersebut manusia mengendalikannya, agar ramalan tersebut menjadi kenyataan atau tidak; misalnya, diketahui bahwa banjir terjadi karena hutan ditebang sampai gundul, maka dengan penjelasan ini, pencegahan banjir dapat dilaksanakan dengan mencegah penggundulan hutan atau dengan menanam hutan kembali. Hal ini berlaku bagi ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.

Ilmu dibangun secara bertahap, sedikit demi sedikit, oleh banyak ilmuwan; setiap ilmuwan memberi sumbangan menurut kemampuannya masing-masing; tidak benar anggapan bahwa ilmu dikembangkan hanya oleh para jenius saja. Ilmu dikembangkan oleh masyarakat keilmuan, meskipun secara kualitatif beberapa orang jenius seperti Newton atau Einstein, merumuskan landasan-landasan dasar.

Akselerasi modernisasi di Barat digerakkan oleh Renesans, Reformasi Protestan, pengembangan ilmu dan teknologi, perusahaan kapitalis, pembaruan negara, dan ekspansi seberang lautan. Proses ini mencetuskan suatu rantai reaksi dalam bentuk tiga revolusi besar, yaitu: Revolusi Ilmiah (scientific revolution), Revolusi Industri (industrial revolution), dan Revolusi Politik (political revolution), yang membuat Eropa sangat dinamis dan berkuasa.

Renesans, Reformasi Protestan, dan Pencerahan.

Renesans secara umum menunjuk ke kebangkitan kembali sastra dan seni pada Abad ke 14 dan 15, di Italia. Sejarawan Jacob Burckhardt mengemukakan bahwa Renesans melahirkan era modern; dalam era ini manusia untuk pertama kalinya mulai berpikir tentang diri mereka sebagai individu-individu. Kesadaran komunal dari Abad Pertengahan kalah terhadap kesadaran individual dari Renesans; dan Florence menjadi Athena baru, ibukota intelektual dari suatu dunia baru. Italia pada umumnya dan Florence pada khususnya menjadi tempat kelahiran dari gerakan baru ide-ide; dan gerakan ini didukung oleh berbagai faktor, yaitu: Pertama, Italia masih memiliki sisa-sisa kejayaan masa lalu; kedua, Teologi Skolastik, yaitu kekuatan utama dari Abad Pertengahan, tidak berpengaruh kuat di Italia; Ketiga, kestabilan politik di Florence dipelihara oleh pemerintahan Republikan; Keempat, kemakmuran ekonomi Florence memberi banyak waktu luang bagi masyarakat untuk menikmati kesusastran dan kesenian; Kelima, keruntuhan Konstantinopel membuat kaum intelektual berbahasa Yunani pindah ke Barat, antara lain ke Italia, khususnya Florence.

Ad fontes, atau kembali ke sumber, yang digunakan oleh tokoh Renesans juga digunakan oleh tokoh-tokoh Reformasi Protestan. Kembali ke Alkitab, dan pemikiran para bapa gereja. Reformasi Protestan mencetuskan pemikiran kreatif ke dalam sejarah; pemikiran ini berakibat besar dalam pembaruan dunia. Para reformator berpendapat bahwa Panggilan sesungguhnya bagi orang Kristen adalah melayani Tuhan di dunia. Pelayanan Kristen adalah di kota, pasar dan dewan di dunia sekular, bukan isolasi di dalam biara. Pemikiran ini adalah jawaban terhadap kehidupan kekristenan di Abad Pertengahan, yang dicirikan memiliki sikap antisekular. Menganggap penghargaan terhadap kehidupan sekular sebagai kebodohan spiritual, dan sikap ini berakibat selama Abad Pertengahan biara semakin menjauh dari masyarakat luas.

Kaum biarawan menyatakan “Kita adalah peziarah di dunia ini dalam perjalanan menuju Sorga”. Biarawan mencari kesunyian, bukan hanya dari dunia, tetapi juga dari manusia lain, kudus di dunia ini dan keselamatan di dunia yang akan datang. Pemikiran seperti ini ditolak oleh para reformator, dan bersamaan dengan Reformasi, pusat-pusat perkembangan pemikiran Kristen secara bertahap bergeser dari biara ke tempat-tempat umum. Kota-kota besar di Eropa menjadi tempat kelahiran pemikiran baru Kristen. Pergeseran ini terlihat dalam perubahan politis, sosial, ekonomis dan gerejawi, di pusat Peradaban Barat. Teologi Calvin mengungkapkan, bahwa pengenalan akan Allah Sang Pencipta tidak dapat dipisahkan dari pengenalan ciptaan. Orang Kristen diharapkan memperlihatkan penghargaan, keprihatinan dan komitmen pada dunia ini, sebagai bentuk kesetiaan dan cinta kasih kepada Allah. Dalam menghormati alam semesta sebagai ciptaan Allah, seseorang sedang menyembah Allah, bukan menyembah alam semesta. Orang Kristen dipanggil bekerja di dunia untuk menyelamatkan dunia. Komitmen pada dunia adalah aspek vital dari pelaksanaan ajaran Kristen tentang penyelamatan.

Suatu ide yang diterima luas dalam Reformasi adalah bahwa orang Kristen dipanggil untuk melayani Tuhan di dunia. Ide ini dihubungkan dengan Doktrin Imamat Am Orang Percaya, memberi motivasi bagi banyak orang untuk mengabdikan diri dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan sekular. Para reformator menentang pembedaan dalam Abad Pertengahan, antara “yang suci” dan “yang sekuler”. Semua orang Kristen adalah Imam dan tugas panggilannya meluas sampai ke kehidupan dunia sehari-hari. Luther menyatakan pokok pikiran ini dengan tegas, “apa yang tampaknya merupakan pekerjaan sekuler, sebenarnya merupakan pujian kepada Allah dan memperlihatkan ketaatan kepada-Nya. Terjemahan Luther terhadap Alkitab ke dalam bahasa Jerman merupakan monumen bersinarnya Peradaban Barat. Luther menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman, dengan maksud agar setiap pembaca berbahasa Jerman mendapat akses langsung ke sumber otoritas suci. Setiap orang Kristen dapat menafsirkan pernyataan-pernyataan dalam Alkitab bagi diri mereka. Luther, Zwingli, dan Calvin menggunakan hak ini dalam merumuskan teologi mereka masing-masing. Revolusi keagamaan Protestan membawa bersamanya sejumlah revolusi politik, yang menegaskan kemerdekaan kerajaan-kerajaan kecil dan negara-negara kota di Jerman yang secara de fakto berdaulat.

Revolusi Inggris berlanjut ke Pencerahan (Enlightenment), yang terjadi sebelum Revolusi Prancis. Pencerahan bertolak dari asumsi, bahwa kondisi kehidupan manusia akan semakin maju, dan tiap-tiap generasi akan lebih baik dari generasi sebelumnya, bila manusia mengandalkan rasio (reason) dalam semua bidang kehidupan, yang akan menemukan berbagai hukum alam. Pencerahan terjadi di tiga bidang, yaitu ekonomi, agama, dan pemerintahan; di bidang ekonomi muncul slogan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here