SERAKAH ITU NIR BERKAH

0
473

SERAKAH ITU NIR BERKAH

“Semper avarus eget. Orang yang serakah itu selalu menuntut”

Oleh: Weinata Sairin

Serakah selalu memiliki konotasi negatif. Orang yang serakah hampir selalu tidak merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki. Ia menuntut lebih banyak dari orang lain. Ia tidak bersyukur atas anugerah yang Tuhan telah berikan.Orang tua kita dulu dalam salahsatu nasihatnya yang selalu diulang adalah “jangan serakah”. Para koruptor yang bertebaran di bumi Pancasila, yang warganya amat saleh dalam beragama, bukan orang yang miskin dan melarat.Mereka adalah orang superkaya yang punya aset milyaran rupiah,bahkan punya apartemen di luar negeri. Mereka adalah orang yang serakah, loba,tamak yang syahwat korupsinya sangat besar.Orang serakah biasanya nekad melawan hukum, yang penting ia bisa memiliki benda itu. Ia takmau
memedulikan lagi aturan-aturan yang ada, bahkan yang juga bertentangan
dengan hukum agama.

Dalam kehidupan praktis sekarang ini, sifat-sifat tamak, serakah, loba,
dan rakus sangat jelas hadir di depan kita. Ada banyak orang yang gelisah
karena merasa bahwa apa yang ia miliki tidak seberapa nilainya. Padahal,
kawan-kawan lain yang sebaya dan sekampung dengan dia malah sudah
amat maju, kendaraannya ada beberapa buah, lahannya ada di beberapa
tempat, hartanya tak terhitung banyaknya.

Kegelisahan seperti itu yang kemudian melahirkan nafsu korupsi.
Korupsi, sogok, suap, mark up proyek, semuanya dilakukan demi memenuhi
hasrat kerakusan dan ketamakan.
Semua agama menentang sifat serakah, loba, rakus, dan tamak yang
ditampilkan oleh manusia. Manusia sebagai khalifah Allah, dan dalam
kapasitas sebagai imago Dei seharusnya tidak dalam posisi menjadi manusia
yang serakah. Manusia harus mengembangkan hidup ugahari, hidup
sederhana, cukup dengan yang ada, mensyukuri apa yang sudah Tuhan
anugerahkan. Sikap iri hati, sikap ”mumpungisme”, sikap menyalahgunakan
jabatan demi keuntungan pribadi dan para kroni harus ditinggalkan.

Sifat nonserakah harus menjadi gaya hidup kita sebagai umat ber￾agama. Sifat ugahari, mencukupkan diri dengan yang ada, harus menjadi
kebiasaan. Jika hal itu sudah menjadi kebiasaan maka dalam periode
berikutnya akan bisa menjadi bagian integral dari kepribadian kita.

Pepatah yang dikutip di awal bagian ini mengingatkan bahwa orang
serakah itu selalu menuntut. Ya, menuntut, komplain, merasa kurang,
adalah tipikal orang serakah. Negeri kita tercinta adalah negeri orang-orang yang beragama.Tetapi ajaran agama agaknya belum mampu menjadi penuntun umat agar ia menjauhi niat dan perilaku korupsi. Yang amat merisaukan adalah bahwa ditengah derita pandemi yang melilit bangsa kita setahun ini, tetap saja korupsi itu merajalela. Dana bansos untuk membantu warga masyarakat juga di korupsi oleh sang pejabat tinggi.

Mari kita hidup bersih, jauh dari niat dan perilaku korupsi. Tanggalkan sikap serakah.Serakah itu jauh dari berkah. Serakah itu *menghambat* berkat Tuhan!

Selamat berjuang. God Bless!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here