Penguatan Pasar Domestik dan Hilirisasi Kunci Indonesia Bertahan dari Ketidakpastian Global

0
102

 

Penguatan Pasar Domestik dan Hilirisasi Kunci Indonesia Bertahan dari Ketidakpastian Global

 

Jakarta, Pilarnkri.com

 

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menilai penguatan pasar domestik dan hilirisasi industri menjadi kunci utama agar Indonesia dapat bertahan dari hantaman ketidakpastian global dan ancaman resesi. IMF sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 akan mencapai 3,4% dan tumbuh melambat menjadi 2,9% pada 2023. Kemudian meningkat menjadi 3,1% pada 2024.

 

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kita perlu melakukan langkah-langkah antisipasi dan terdapat beberapa sektor yang perlu diperkuat dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi di 2023 salah satunya adalah sektor manufaktur. Selain itu, dalam jangka pendek, Ia melihat penguatan pasar domestik termasuk kemudahan produksi di dalam negeri menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini.

“Jadi pemerintah perlu menjaga keterjangkauan harga bagi masyarakat dengan menjaga inflasi, ketersediaan pasokan, distribusi yang lancar, dan komunikasi yang efektif. untuk menjaga daya beli, pemerintah terus mendorong program perlindungan sosial yang dijalankan Kementerian/ Lembaga (K/L),” ujar Airlangga saat menyampaikan pidato kuncinya dalam Webinar Warta Ekonomi bertajuk “Economic & Business Outlook 2023: Synergy and Collaboration for the Industry Recovery Phase” di Jakarta, baru-baru ini.

Sementara untuk jangka menengah, pemerintah mendorong transformasi, peningkatan investasi, mendorong produktivitas SDM, dan implementasi UU Cipta Kerja yang diharapkan bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Untuk itu, pemerintah terus mendorong hilirisasi industri serta mengurangi ekspor bahan mentah meskipun terdapat beberapa tantangan seperti digugatnya program hilirisasi nikel oleh WTO.

“Pemerintah fokus pada beberapa komoditas hilirisasi industri seperti industri berbasis agro, mineral dan SDA, dan pemerintah juga sedang dorong industri berbasis mineral dan baja. Kemudian bauksit dijadwalkan akan terus ditingkatkan dan ditargetkan ekspor yang slama ini Rp21 triliun diharapkan bisa naik jadi Rp63 triliun. Pemerintah jg terus mendorong hilirisasi timah yang dibutuhkan dalam pengembangan Electric Vehicle (EV) dan magnetic. dan hilirisasi nikel tidak berhenti sampai di sini,” tegasnya.

Mengamini Airlangga, menurut Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menilai, meski ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,3% di tahun ini namun ancaman resesi global perlu diwaspadai. Pasalnya resesi global berpotensi menurunkan permintaan ekspor karena menurunnya permintaan global dan risiko kenaikan harga bahan baku impor.

“Hal ini tentu menjadi tantangan terutama bagi industri yang berorientasi ekspor. Dan disini penguatan pasar domestik menjadi penting, menjadi kunci keberlangsungan usaha di tengah ketidakpastian global,” katanya.

Oleh sebab itu, penguatan rantai nilai domestik atau domestic value chain menjadi peluang yang harus bisa dioptimalkan Indonesia. “Kadin juga melihat ada dua kunci utama agar Indonesia bisa resilience dalam menghadapi gejolak ekonomi 2023. Pertama, penguatan UMKM dan kedua, hilirisasi,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengaku, dunia sedang mengalami fracture economy dimana banyak negara lebih melihat kepentingan ekonomi di dalam negerinya dibandingkan menjalin kerja sama multilateral atau kerja sama perdagangan secara luas, serta globalisasi yang mundur paska pandemi Covid-19. Untuk menggenjot ekspor, lanjutnya, pemerintah bisa memanfaatkan kondisi tersebut dengan menjalin kerja sama bilateral atau bersinergi dengan beberapa negara.

“Saya pikir ini kesempatan yang sangat baik untuk membangun hubungan bilateral. Nggak perlu jauh-jauh ada Vietnam, Filipina, Malaysia yang memuji-muji Indonesia. Itu bisa menjadi momentum untuk kita bisa penetrasi ekspor produk-produk industri ataupun produk hilirisasi,” imbuhnya.

Di sisi lain, BPJS Ketenagakerjaan atau BPJamsostek menilai ada sejumlah tantangan utama bagi perekonomian dunia yakni ketegangan Geopolitik, ancaman resesi global, climate change & digitalisasi.Tahun 2023 masih akan banyak tantangan dari dampak inflasi global yang masih tinggi dan pengetatan kebijakan moneter dunia.

Namun, menurut Asisten Deputi Bidang Kepesertaan Skala Besar BPJamsostek, A. Fauzan, Indonesia beruntung memiliki modal yang baik dengan ekonomi yang relatif lebih resilien tetapi harus tetap waspadadalam mengelola sektor keuangan. Kendati demikian, masyarakat atau tenaga kerja tetap butuh perlindungan sosial jika suatu saat dampak ekonomi global mempengaruhi tempatnya bekerja.

“BPJamsostek berperan dalam membantu mempertahankan kondisi ekonomi mereka dan kemampuan bertahan di pasar kerja, melalui perlindungan jaminan sosial dan peningkatan kesejahteraan pekerja. Sejalan dengan fokus utama coverage kepesertaan Bukan Penerima Upah (BPU) di tahun 2023,” ungkapnya.

Adapun program jaminan sosial ketenagakerjaan BPJamsostek meliputi Jaminan Kematian, Jaminan Kecelakaaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan yang terbaru Jaminan Kehilangan Pekerjaan. Hingga saat ini, ada 35,8 juta peserta aktif yang telah dilindungi BPJamsostek.

Senada, meskipun dihadapkan pada banyak tantangan, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman menilai, ada peluang yang bisa diambil untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Misalnya pengembangan proyek investasi dimana kemajuan proyek strategis nasional serta pengembangan Ibu
Kota Nusantara (IKN) akan menarik investasi bisnis.

Lalu, kehadiran UU P2SK diyakini akan lebih memberikan kepastian hukum
dan mempersiapkan industri keuangan untuk Global BestPractice dan teknologi di masa depan. “Aktivitas belanja partai politik jelang pemilihan presidenberpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi domestik,” tambah Iman.

Di BEI sendiri, untuk menghalau berbagai tantangan global, pihaknya menjalin sinergi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendukung Perusahaan Tercatat untuk menerapkan GCG yang unggul. “GCG yang baik merupakan salah satu kunci keberlanjutan perusahaan. BEI telah menjadipendukung utama implementasi GCG oleh stakeholders,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) juga meyakini bahwa sinergi dan kolaborasi dapat mendorong peran PTPN dalam mendukung ketahanan pangan dan sektor energi. Salah satunya adalah kolaborasi yang dilakukan PTPN III (persero) dengan FGV Holdings.

Kerja sama yang dilakukan meliputi Pengembangan bisnis sektor hulu dan hilir di bidang komoditi Non-Kelapa
Sawit;Pengembangan bisnis sektor hilir di bidang komoditi Kelapa Sawit; Kerja sama kegiatan bisnis sektor hulu di bidang komoditi Kelapa Sawit di
wilayah perbatasan Indonesia – Malaysia, dan sebagainya.

Kemudian, peningkatan kemandirian petani sawit melalui Integrasi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mini dan pengolahan minyak makan merah. “Keutamaan minyak makan merah itu memiliki kandungan Vit A & E yang
berdampak pada upaya mengatasi Stunting, cocok untuk dikembangkan di remote area, terciptanya kemitraan yang kokoh antarapetani sawit dengan PKS, memenuhi kebutuhan pangan yangkompetitif dan terjangkau, dan terciptanya kemandirian atau ketahanan Pangan,” kata Direktur Utama PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani.

Terakhir, Vice President of Information Technology PT Paragon Technology and Innovation, Jo Astra mengingatkan, selain sinergi dan kolaborasi, pemanfaatan teknologi juga penting dilakukan dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

“Dalam lima tahun terakhir, kami sudah menjadi yang teratas di area kosmetik dan skin care. kami sangat mengedepankan teknologi dan inovasi, bagaimana kita come up sama funcionality dari produk-produk kami yang memenuhi kebutuhan konsumen. Kami sangat optimis di 2023 denga pilar kami di Paragon yakni Process, technology, and people mesti hand in hand,” ucapnya.

Selain itu, Paragon juga terus memperkuat ekosistem digital dalam memasuki industri 4.0. “Kita sudah terlibat aktif dengan kementerian perindustrian untuk industri 4.0. Kami dalam pengadaan teknologi, itu lebih dari 80% mengadakan build, compare to buy atau borrow sehingga penguatan teknologi dan kerja sama berbagai universitas menjadi kontibusi kami terhadap nation,” tuturnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here