Pilarnkri.com
Jakarta, Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif bersama ASEAN Indonesia 2023 Mengadakan Sosialisasi Menuju Penetapan Hari Ekonomi Kreatif Nasional (HEKRAFNAS) di Hotel Grand Mercure Harmoni Jakarta pada tanggal 26 Mei 2023 secara hybrid.
Hj Lisda Hendrajoni. S. E (Anggota Komisi X DPR RI) memberikan keterangan pers saat di wawancarai Media Elektronik mengatakan ; “Kami menyambut baik dengan adanya usulan dari teman-teman untuk adanya Hari Ekonomi Kreatif Nasional. Kami mengapresiasi dan juga mendukung dan tentunya dengan kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan ini adalah langkah-langkah yang diambil bersama untuk bagaimana Hari Ekonomi Kreatif ini dapat terwujud Insya Allah pada tahun ini, itu harapan kita ditanggal 24 Oktober 2023. Tentunya saya meyakini bahwa teman-teman ini tanpa hari peringatanpun mereka sudah bergerak. Sekarang ini bagaimana kita bisa masuk di 3 besar dunia misalnya, kemudian pada saat terjadinya covid kita juga Alhamdulillah selamat berkat teman-teman semua. Dengan adanya momen Hari Peringatan secara nasional ini tentu akan menjadikan kita momen untuk kita lebih kuat lagi dalam hal bahu-membahu seluruh stakeholder dalam penguatan Ekonomi Kreatif ini tentunya untuk cita-cita bangsa dan juga penguatan ekonomi di Indonesia.
Kami dalam hal ini masih berproses tentu kami meminta masyarakat dengan menampung aspirasi masyarakat dalam hal ini melalui kegiatan-kegiatan seperti yang kita laksanakan sekarang melalui sosialisasi. Tentu ini akan banyak yang dapat kita tampung, tentunya itu akan kita perjuangkan bersama. Tentunya dengan penguatan pada peraturan dan Undang-undang ini tentu kita harapkan untuk bisa melindungi bangsa kita dalam hal ini melalui salah satunya bagian Ekraf yang melalui peraturan atau Undang-undang tersebut. Digitalisasi dan kemajuan teknologi itu tidak bisa kita elakkan artinya akan terus berkembang. Dengan adanya covid19 kemarin sebenarnya kita itu dipaksa untuk lari mengejar ketertinggalan. Jangankan orang-orang yang ada di industri yang memang mengharuskan itu, bahkan Ibu-ibu rumah tangga yang tadinya tidak mengenal digital sekarang sudah semakin canggih. Kita harus belajar cepat untuk jangan sampai kita tertinggal, kalau kita melihat bahwa generasi Z yang sekarang ini mereka begitu melek memang sudah ada disana. Tapi seperti yang sebelumnya termasuk saya tentu kita orang tua yang harus belajar. Melalui digital ini juga tentunya kita berharap bahwa ini bisa menjadi penguatan kepada para pelaku Ekraf dan bukan menjadi tersungkur karena itu. Saya berharap seluruh stakeholder harus bahu-membahu mengambil bagiannya masing-masing untuk sama-sama kita melakukan hal terbaik, yang kita khawatirkan jangan sampai terjadi di Indonesia.
Tika Ramlan sebagai Owner Cahyra Sari juga mengatakan ; “Untuk brand aku sendiri juga masih banyak pencapaian-pencapaian yang belum terealisasikan, itu juga melalui proses yang kita mau belajar dengan para desainer yang lebih senior dari kita yang sudah makan asam garam di dunia fashion. Bahkan banyak banget fashion designer Indonesia yang sudah sampai di luar negeri dan mereka dihargai di sana. Mungkin yang diperlukan untuk para UMKM adalah pelatihan, sosialisasi, dan tidak hanya designernya saja tapi juga ekosistem yang ada didalamnya itu. Kadang-kadang designernya sudah keren tapi di bagian produksinya yang tidak bisa mensupport designernya ini untuk bisa berkembang dan tumbuh. Jadi membutuhkan pelatihan di ekosistemnya tersebut. Terus juga mungkin disiapkan wadah-wadah yang mungkin acara-acara fashion show tidak cuma ada diluar negeri tapi juga di Indonesia juga dibikinlah banyak mungkin disetiap daerah-daerah supaya mereka PD dulu untuk bisa tampil dan untuk bisa menampilkan karya-karya mereka.
Adapun Fadjar Hutomo (Staff Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf ikut menyampaikan kepada Media Elektronik ; “saya kira tidak terlambat dalam arti bahwa memang ini semua butuh proses. Bahwa kita sudah punya Undang-undang Ekonomi Kreatif itu sebuah tonggak penting juga yang kemudian tadi tanggal penetapan Undang-undang Ekonomi Kreatif itu yang ingin kita abadikan. Rasanya baru kita didunia itu yang punya Undang-undang Ekonomi Kreatif, tidak banyak negara didunia yang punya nomenklatur Ekonomi Kreatif. Ini sebuah kebanggaan tetapi tentunya kebanggaan itu juga ada konsekuensinya membutuhkan komitmen dari kita semua untuk bisa mensosialisasikan apa Ekonomi Kreatif yang dimaksud oleh kita dan rencana pengembangan apa yang dimaksud dengan Presiden dulu pernah menyampaikan Ekonomi Kreatif adalah tulang punggung di Indonesia hari ini dan beberapa waktu kedepan. Inilah yang harus kita pertimbangkan. Kita sudah punya turunan-turunan dari Undang-undang Ekonomi Kreatif itu dalam bentuk Campaign Peraturan Pemerintah Nomor 24. Ini perlu di bagaimana aturan pelaksanaannya di level Kementerian harus disiapkan soal perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, soal pendaftarannya, tata kelolanya, kemudian termasuk pembiayaan berbasis Hak Kekayaan Intelektual seperti apa. Jadi soal terlambat dalam hal penetapan hari saya kira tidak masalah. Tadi Ibu juga menyampaikan tanpa ada hari itupun sebenarnya kita sudah berjalan dan bergerak dengan inisiatif BCCE misalnya kita mencoba membangun positioning kita secara global.”
Kalau kita berbicara perizinan berusaha hari inipun pemerintah telah melakukan itu dengan UU Cipta Kerja itu rohnya untuk kemudahan perizinan berusaha termasuk UKM dan bagaimana pendidikan badan hukum PT Perorangan itu salah satu contohnya. Juga perizinan berbasis resiko, intinya itu ingin memudahkan investasi dan penanaman modal dan juga usahanya. Kita sedang mencoba menghighlight bahwa ada sektor nomenklatur yang disebut Ekonomi Kreatif yang diharapkan bisa menjadi unggulan dan penopang ekonomi kita di masa yang akan datang lebih dari Ekonomi Ekstratif, pertambangan dan Migas itu harus dibangun industri kita. Lewat Ekonomi Kreatif ini diharapkan kita bisa punya keunggulan yang kompetitif lewat inovasi dan kreativitas. Terkait permodalan kalau startup misalnya, apakah yang sekarang kurang kalau dilihat dari data investasi venture capital dari tahun 2022 misalnya. Itu walaupun pandemi ditengah yang dibilang orang winter masa musim dingin bagi startup ternyata investasi venture capital di startup juga masih terus tumbuh cukup pesat. Artinya tetap ada peluang, tinggal sekarang kembali kepada yang ingin kita lakukan bagaimana pemerintah mencari talenta muda SDM karena kekuatannya di SDM. Dengan SDM yang terus berkelanjutan itu akan menjadi modal kita dan Ekonomi Kreatif kita menjadi tulang punggung tadi seperti yang disampaikan Pak Menteri dalam sambutannya Indonesia Emas. Intinya adalah di kualitas SDM itu ada persoalan dan tantangan. Keunggulan demografi itu windownya tidak lebar, kalau kita miss atau gagal memanfaatkan itu tentunya akan tertutup. Tahun ini sudah diindikasikan sudah mulai keliatan aging populasi dari masyarakat kita. Makanya Wapres mengingatkan Gen Z jangan telat nikah karena ada persoalan. Belum lagi nanti persoalan stunting. Kualitas SDM perlu ditingkatkan secara kesehatan lalu juga secara kualitas pendidikan dan keterampilannya. Mensasar segmen demografi ini gen Z ini harapan kita. Angka populasi kita makin kelihatan ditahun ini, angka fertilitas semakin menurun mulai kelihatan turun. Kalau kita telat windownya semakin menutup, kita akan jadi seperti Jepang. Makanya Wapres mengingatkan jangan sampai kita mengalami seperti Jepang mereka kekurangan penduduk,” tutupnya.