Kata Ahmad Rizki Sadig, Kurban Melambangkan Persamaan Akidah dan Pandangan Hidup
Jakarta, Pilarnkri.com
Dalam perayaan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijrian, Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional Jawa Timur (DPW PAN Jatim) ikut menyerahkan kurban sapi ke sejumlah ormas Islam, Pondok Pesantren dan di jajaran 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Hal ini dalam rangka menguatkan keimanan dan ketaqwaan dengan melakukan kurban yang dibagikan kepada umat di Jatim.
Ahmad Rizki Sadig Ketua DPW PAN Jawa Timur, Rabu (28/6/2023) mengatakan, DPW PAN Jatim juga ikut berkurban untuk sama-sama meningkatkan kepedulian pada sesama umat manusia. Selain itu kata Rizki Sadig sapaan akrabnya, agar juga merasakan penderitaan dan kekurangan yang dirasakan warga Jawa Timur paska pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah saudara-saudara kita se-bangsa dan se-tanah air, bahkan se-dunia merayakan Idul Adha 1444 Hijriah. Kita harus merasakan penderitaan dan kekurangan yang dirasakan warga Jawa Timur dengan cara berkurban dan berbagi bersama dengan riang gembira,” ujar Rizki Sadig.
Padahal sebelumnya saat pandemi Covid-19 banyak warga masyarakat tidak boleh beraktifitas terlalu banyak diluar rumah, ekonomi melemah, PHK dimana-mana, sekolah ditutup dan bahkan beribadahpun dibatasi. Dengan dicabutnya masa pandemi Covid-19 oleh Presiden Jokowi pada Juni 2023 in, kita harus terus peduli pada sesama agar ekonomi terus tumbuh dan maju.
“Lewat momentum Idul Adha 1444 Hijriah ini, kita bisa jadikan sebagai alat perekat kebersamaan dan berbagi antar sesama umat manusia. Dimana setiap insan manusia harus memiliki rasa kepedulian akan sesama untuk saling membantu dan saling tolong menolong,” tanda Rizki Sadig.
Menurut dia, apalah arti sebuah kemapanan, kesuksesan dan kebahagian tanpa ada rasa peduli antar sesama insan manusia. Yang kaya harus berbagi kepada yang miskin atau yang tidak mampu, yang pintar berbagi ilmu agar ilmunya bermanfaat dan yang sudah bahagia menebar kebahagiaannya kepada lainnya.
“Pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS menjadi cerminan bahwa, semua manusia kembali pada Allah SWT. Semua yang melekat dalam diri kita hanyalah titipan sementara dan kita akan kembali kepada sang khalid saat ajal tiba,” terang Anggota DPR RI Fraksi PAN ini.
Kata Rizki Sadig semua amal dan jariyah kita akan menjadi bekal kita di akhirat nantinya. Karena itulah kita diperintahkan bagi yang mampu untuk berkurban, baik onta, sapi atau kambing agar kebahagiaan yang sudah diraih bisa dirasakan banyak orang.
Pada Hari Raya Idul Adha setiap tanggal 10 Dzulhijjah juga dikenal dengan sebutan “Hari Raya Haji” kaum muslimin sedang menunaikan haji yang utama, yaitu wukuf di Arafah. Mereka semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit, yang di sebut pakaian ihram, untuk melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup.
“Maknanya adalah tatanan nilai yaitu nilai persamaan dalam segala segi bidang kehidupan. Tidak dapat dibedakan antara mereka, semuanya merasa sederajat. Sama-sama mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Perkasa, sambil bersama-sama membaca kalimat talbiyah,” jelasnya.
Rizki Sadig juga mengatakan, Idul Adha dinamakan hari raya haji, juga dinamakan “Idul Qurban”, karena pada hari itu Allah memberi kesempatan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Bagi umat muslim yang belum mampu mengerjakan perjalanan haji, maka ia diberi kesempatan untuk berkurban, yaitu dengan menyembelih hewan kurban sebagai simbol ketakwaan dan kecintaan kepada Allah SWT.
“Jika kita menengok sisi historis dari perayaan Idul Adha ini, maka pikiran kita akan teringat kisah teladan Nabi Ibrahim, yaitu ketika Beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail putranya, yang saat itu masih menyusui,” ungkapnya.
Kata Rizki Sadig, mereka ditempatkan di suatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun.
Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruh menempatkan istri dan putranya yang masih bayi itu, ditempatkan di suatu tempat paling asing, di sebelah utara kurang lebih 1600 KM dari negaranya sendiri palestina.
“Tapi baik Nabi Ibrahim, maupin istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu dengan ikhlas dan penuh tawakkal. Ini yang harus menjadi tauladan kita untuk siap berkorban untuk sesama,” tuturnya.
Menurut Rizki Sadig, karena pentingnya peristiwa tersebut. Allah mengabadikannya dalam Al-Qur’an (QS Ibrahim 37).
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Artinya, Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Lanjutnya, sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak biasa menyusui nabi Ismail, beliau mencari air kian kemari sambil lari-lari kecil (Sa’i) antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali.
Kemudian, tiba-tiba Allah mengutus malaikat jibril membuat mata air Zam Zam. Siti Hajar dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan.
“Inilah kebesaran Allah SWT kepada umatnya, apabila berserah diri dan siap berkorban untuk sesama insan, terutama di tengah pandemi covid 19,” tutup Rizki Sadig.
Diinformasikan bahwa DPW PAN Jatim mendistribusikan 38 ekor sapi kurban melalui 38 DPD PAN, selain itu juga kepada PW Muhammadiyah Jatim dan PWNU Jatim. Selain itu juga ada kurban yang disembelih di lingkungan Rumah DPW PAN Jatim. (red)