Manado, Indonesia akan Menjadi Tuan Rumah International Conference of Sustainable Coral Reefs pada 13-15 Desember 2024: Tema “Sustaining Coral Reefs: Science, Conservation, Resilience and Development.”
Jakarta, Kamis, 28 November 2024
“Manado, Indonesia akan Menjadi Tuan Rumah International Conference of Sustainable Coral Reefs, yang akan diselenggarakan pada tanggal 13-15 Desember 2024, dengan tema “Sustaining Coral Reefs: Science, Conservation, Resilience and Development.” demikian disampaikan Prof. Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc., selaku ketua Panitia International Conference of Sustainable Coral Reefs 2024, di acara konferensi di bekas Gedung Kemenko Marvest, Jakarta (28/11/24).
Ungkap Prof. Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc., mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia dalam Kabinet Kerja sejak 27 Oktober 2014 hingga 12 Agustus 2015 ini:
“Jika orang berbicara tentang keanekaragaman hayati darat terbesar di Dunia, maka hutan Amazon di Brazil, Amerika Latin, adalah yang terbesar di Dunia, dihuni 16.000 jenis tanaman, 1300 jenis burung dan 430 jenis mamalia.
Namun, apabila orang berbicara tentang keanekaragaman hayati laut terbesar di Dunia, maka sasaran tertuju pada Segitiga Terumbu Karang, yang memiliki luas terumbu karang 75.000 Kilometer -Persegi, memiliki lebih dari 500 jenis terumbu karang dan dihuni oleh lebih dari 3000 jenis ikan.
Segitiga Terumbu Karang berada di 6 negara khatulistiwa, yaitu Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua New Guinea, Kepulauan Solomon dan Indonesia, dengan jumlah penduduk yang tinggal di pantai dan memanfaatkan terumbu karang untuk kehidupannya mencapai 170 juta jiwa, dengan prakiraan nilai ekonomi mencapai US$ 2,5 milyar per tahunnya.
Dari 75.000 kilometer persegi luas terumbu karang tadi, Negara Kepulauan Indonesia sendiri memiliki terumbu karang seluas 65.000 kilometer persegi.
Terumbu karang harus diselamatkan karena merupakan tempat ikan memijah. Juga akibat perubahan iklim dan memanasnya suhu muka laut maka banyak terumbu karang yang warnanya memudar, alias tidak sehat. Belum lagi, ulah manusia yang mengebom terumbu karang dan meracun terumbu karang guna diambil ikan ikan karangnya, seperti ikan kerapu, yang harganya di restoran cukup mahal.
Padahal manusia dapat memanfaatkan terumbu karang secara lestari, termasuk untuk kegiatan wisata selam, untuk mendapatkan senyawa kimia guna pembuatan obat obat baru, serta untuk kegiatan penangkapan ikan.
Pada Mei 2009, Pemimpin -Pemimpin Negara dari Malaysia, Indonesia, Papua New Guinea, Kepulauan Solomon, Timor Leste dan Filipina menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Manado, Sulawesi Utara yang dikenal sebagai Coral Triangle Initiative Summit dan sepakat untuk merehabilitasi, mengkonservasi, mempreservasi dan memanfaatkan secara lestari sumber daya alam di Segitiga Terumbu Karang tadi.
Dunia mendukung upaya bersama untuk penyelamatan terumbu karang ini. Coral Triangle Initiative Regional Secretariat didirikan di Manado dan menjadi Markas Besar Internasional kedua di Indonesia setelah Sekretariat ASEAN di Jakarta .
Dalam rangka memperingati Hari Nusantara 2024 dan peringatan 15 tahun CTI Summit, maka pada tanggal 13-15 Desember 2024 yang akan datang di Manado akan digelar Konferensi Internasional Terumbu Karang, “The Internasional Conference for Sustainable Coral Reefs”, dengan tema “Sustaining Coral Reefs: Science, Conservation, Resilience and Development “.
Hingga saat ini telah terhimpun 140 makalah yang akan dipresentasikan, dan direncanakan Konferensi International ini akan dihadiri peserta dari 22 negara.
Beberapa topik yang akan dipaparkan antara lain, “Status Terumbu Karang Dunia” oleh ICRI-Perancis, “Molluska Pada Terumbu Karang di Sulawesi Utara”, oleh Universitas Sam Ratulangi, Status dan Cara Merestorasi Terumbu Karang “, oleh ZMT-Bremen, Jerman, Peran Laut Indonesia Menghadapi Perubahan Iklan Global”, oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Analisis Terumbu Karang Di Daerah Wisata Kepulauan Ternate” oleh Universitas Khairun, Ternate, “Penggunaan Machine Learning Untuk Mengamati Pemudaran Terumbu Karang dan Gelombang Panas di Laut”, oleh Sun Yat Sen University, Tiongkok. Terumbu Karang Sebagai Potensi Penemuan Obat Baru”, oleh Hokkaido University, Jepang. “Ekonomi Biru di Taman Nasional Raja Ampat, Papua Barat “, oleh Charleston College, South Carolina -USA.
Sedang dari pihak Indonesia, akan dipaparkan makalah tentang “Coral Bonds”, “Climate Finance”, “CTI Trust Fund”, “Debt Swap For Nature – Coral Reefs”, serta Program “Laut Sejahtera”.
Pada kesempatan Konferensi International ini, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) akan meluncurkan dokumen: “Terumbu Karang Indonesia: Masa Kini dan Masa Depan” sebagai rujukan untuk konservasi, preservasi, rehabilitasi dan pemanfaatan secara lestari terumbu karang di Indonesia.
Direncanakan Konferensi International Terumbu Karang ini akan dibuka oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, sambutan Duta Besar PBB Untuk Kelautan dan Pidato Kunci oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, serta Menteri Pertanian.
Pada Minggu 15 Desember 2024, seluruh peserta Konferensi International dan Masyarakat akan menggelar kegiatan transplantasi terumbu karang di kawasan pantai Taman Laut Bunaken, Sulawesi Utara. Direncanakan kegiatan transplantasi terumbu karang ini akan dihadiri oleh Menteri Kehutanan RI.”