Makasar, Gramediapost.com
Direktur Eksekutif Madani, Syamsuar Hamka, S.Pd., M.Pd.I menjadi pembicara di Madani Islamic Forum (MIF) yang di adakan oleh Madani Institute (Center For Islamic Studies) dengan pembahasan Posisi Filsafat dalam Islam, bertempat di Aula Lantai 3 Warung Bakso Mas Cingkrang Pettarani Makassar, Sabtu (21/7/19).
Syamsuar Hamka merupakan alumni Pascasarjana Universitas Ibnu Kaldum (UIKA) Bogor. Di awal materinya menyampaikan tentang definisi filsafat.
“Istilah ’filsafat’ atau ’falsafah’ dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Arab: فلسفة . Ia merupakan peng-arab-an dari kata majemuk (philosophia) yang dalam bahasa Yunani kuno gabungan dari kata philein (cinta) dan sophia (kearifan),” unkapnya
Lebih lanjut, definisi filsafat disampaikan oleh ilmuwan Islam Al-Farabi dan cendekiawan Muslim Dr. Syamsuddin Arif.
“Al-Farabi mengutarakan defenisi filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya. Singkatnya, menurut Syamsuddin Arif, “filsafat” adalah ilmu pengetahuan yang dicapai manusia dengan akal pikirannya,” ujarnya
Dari berbagai defenisi yang ada, kita bisa memilih apa yang dikemukakan oleh bapak Filsafat Islam, al-Kindi (800-870). Ia menyatakan.
“Filsafat pengetahuan tentang hal-hal di dalam kemungkinan manusia, karena para filsuf yang berakhir pada pengetahuan teoretis adalah untuk mendapatkan kebenaran dan berperilaku sesuai dengan kebenaran,” imbuhnya
Secara historisitas, di zaman Yunani kuno, dimana filsafat dianggap berkembang pertama kali. Para filsuf mempelajari aneka persoalan alam semesta, seperti langit, bumi, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, mineral dan lain sebagainya sebagai objek pengetahuan.
Di zaman itu, mereka adalah kelompok orang-orang yang di zaman sekarang kita memanggilnya sebagai saintis (ilmuwan). Sebab dulu belum dikenal diferensiasi atau pengerucutan dan pembagian antara filsafat dan sains.
Laporan: Muhammad Akbar
(Humas Madani Institute)