Akademisi-Praktisi-Politisi Kawanua Serukan Dukungan Agar Jokowi Tegas Hadapi Radikalisme

0
564

Jakarta, pilarnkri.com – Tokoh-tokoh akademisi, praktisi dan politisi asal Kawanua bertemu dalam Focus Group Discussion membahas radikalisme dan peran pemimpin asal Minahasa dikancah nasional, Jumat 18 Oktober 2019 di salah satu restoran di Jakarta.

Acara yang dimotori oleh Dr. Audrey Tangkudung (Direktur ILUNI Pasca Sarjana UI) dan Pdt. Yerry Tawalujan, M.Th (Ketua Umum DPP Gerkindo) dihadiri sejumlah akademisi dan politisi senior asal Sulut.

Tampak yang hadir antara lain Dr. Yuda Tangkilisan (dosen UI), Dr. Jerry Logahan (Dekan ASMI dan Dosen UI), Dr. Denny M.L Tewu (Dosen UKI), Dr. Alfred Inkiriwang (Dosen ASMI), Drs. Markus Wauran (anggota DPR-RI 2 periode dan ahli nuklir), Stefi Rengkuan (Ketua Kawanua Katolik), Adrian Tapada, Soraya Togas, Teddy Mateos dan beberapa tokoh lainnya.

Focus Group Discussion ini menghasilkan 8 rekomendasi, yaitu:

1. Radikalisme-terorisme bukan hanya gerakan agama tapi perpaduan dengan gerakan politik juga.
Gerakan radikalisme di Indonesia berbahaya sebab mengancam keutuhan NKRI. Oleh karena itu Pemerintahan Jokowi harus ambil langkah tegas dan tidak boleh beri toleransi kepada gerakan intoleran ini. Karena di negara-negara Islam saja gerakan seperti ini sudah dilarang. Indonesia harusnya lebih tegas lagi.

2. Dalam penanganan terorisme, kita perlu juga perlu berhati-hati dengan adanya Proxy-war, yaitu perang yang dilancarkan negara lain dengan tidak langsung menyerang Indonesia tetapi merekayasa supaya kita saling berperang sebagai sesama anak bangsa.

3. Umat Kristen tidak boleh berpangku tangan soal radikalisme-terorisme, tetapi perlu membangun komunikasi dengan Ormas-ormas Islam seperti NU supaya secara bersama dapat menjaga NKRI berdasarkan Pancasila.

4. Potensi kerawanan dan adanya gerakan radikalisme-terorisme juga terjadi di Sulawesi Utara. Beberapa pedagang bakso di Sulut disinyalir terlibat gerakan terorisme. Pemerintah Provisinsi dan Kabupaten-Kota, lembaga-lembaga keagamaan dan organisasi-organisasi masyarakat diminta supaya menjaga dan memastikan Sulawesi Utara tidak terpapar gerakan radikalisme-terorisme.

5. Tampilnya tokoh-tokoh Kawanua masuk sebagai Menteri dalam Kabinet 2019-2024 wajib didukung penuh seluruh masyarakat Sulawesi Utara. Forum FGD APP-Kawanua akan berkontribusi membantu tokoh-tokoh Kawanua yang duduk di Eksektif dan Legislatif dengan memberikan kajian-kajian dan rekomendasi secara reguler.

6. Dalam hal kaderisasi dan regenerasi pemimpin asal Kawanua, perlu dibudayakan sifat “bakutarek” dan “bakudukung”. Saling menarik keatas dan mendukung supaya naik. Tokoh-tokoh Kawanua yang sedang memegang jabatan strategis perlu menarik masuk figur-figur baru sesama Kawanua untuk dipromosikan.

7. Perlu memperbanyak pendidikan dan edukasi politik baik kepada mahasiswa maupun masyarakat Kawanua yang tersebar diseluruh Indonesia. Dengan tujuan supaya makin banyak kader-kader Kawanua tampil sebagai pemimpin di kancah politik daerah dan nasional.

8. Budaya Mapalus, yaitu saling menolong, kerjasama atau gotong royong harus dihidupi lagi menjadi identitas budaya Kawanua. Sedangkan sifat bakucungkel harus dikikis habis dalam tatanan budaya Sulut.

(yt/18/10/2019)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here