Generasi 90-an: Melankolia, Upaya Menghadapi Kehilangan Orang – Orang
Terdekat Siap Tayang 24 Desember 2020 di Bioskop
Jakarta, Pilarnkri.com
Visinema Pictures resmi merilis Generasi 90an: Melankolia di bioskop mulai 24 Desember 2020. Bertempat di Epicentrum XXI, Visinema menggelar pemutaran filmnya di bioskop yang dihadiri oleh rekan media, keluarga dan teman – teman sesama pekerja seni (15/12). Selain dihadiri oleh Angga Dwimas Sasongko selaku produser, Irfan Ramli yang menjadi sutradara, dan Marchella FP sebagai penulis dari Generasi 90an, Ari Irham, Taskya Namya, Aghniny Haque, Jennifer Coppern, dan Wafda Saifan yang menjadi pemain
tampak hadir dalam pemutaran tersebut.
Generasi 90an: Melankolia bercerita tentang upaya menghadapi rasa kehilangan yang hadir secara tiba – tiba dan merenggut nyawa orang – orang terdekat. Cerita film ini dekat dengan
apa yang sedang terjadi saat ini, dimana banyak orang yang sedang berjuang untuk bertahan menghadapi kehilangan.
“Kita cuma pengen bilang kalo temen–temen di luar sana yang sedang merasa kehilangan, kalian gak sendirian. Film ini akan menjadi pengingat bahwa kita pernah ada di situasi sulit, hilang
arah, and that’s ok. Selama bisa bertahan, kita pasti bisa melewati kesulitan hidup ini”, ungkap Taskya Namya yang berperan sebagai Sephia.
Dalam rangka promosi film Generasi 90an: Melankolia sudah mengadakan Roadshow Gala Premier di beberapa kota, dimulai di Jakarta, Jogja, Semarang, Cirebon, dan Bandung. Antusi
asme penonton di daerah tinggi sekali, terlihat dari penjualan tiket yang ludes habis terjual di setiap kotanya. Visinema dan pihak bioskop menjalankan protokol kesehatan dengan ketat selama melaksanakan roadshow dan pemutaran film berlangsung.
“Tau bahwa film ini akhirnya tayang di akhir tahun membuat saya merasa mendapatkan kesempatan istimewa untuk menjadi teman penutup tahun–waktu yang biasanya dipakai untuk
merefleksikan banyak hal yang terjadi dalam satu tahun terakhir. Saya berharap film ini bisa menjadi hiburan yang memberi kesan mendalam, menjadi cermin yang memantulkan diri kita
sebagai yang telah berjuang melampaui segala kesulitan dan kehilangan yang tiba-tiba terjadi tahun ini. Film ini adalah surat cinta untuk masa remaja saya, untuk keluarga dan pada akhirnya untuk kehidupan ini. Mari menikmati film ini dengan mengikuti semua protokol kesehatan yang berlaku supaya bioskop menjadi tempat yang aman untuk kita semua.”,ungkap Irfan Ramli selaku sutradara pada saat konferensi pers (15/12).
Film Generasi 90-an: Melankolia ini bercerita tentang, Abby (Ari Irham), anak muda yang sedang mencari jadi diri dan selalu menjadikan kakaknya, Indah (Aghniny Haque) sebagai sosok
yang ia kagumi. Tiba-tiba, Abby harus menerima kenyataan bahwa kakaknya hilang dalam sebuah kecelakaan pesawat. Di dalam kesedihannya, ia menemukan Sephia (Taskya Namya),
sahabat kakaknya sebagai sosok pengganti Indah. Namun apakah benar kehadiran Sephia bisa membantu Abby mengikhlaskan kakaknya atau justru membuat Abby semakin kehilangan
dirinya.
Selain diperankan oleh banyak aktor muda, film ini juga dilengkapi dengan penampilan dari para aktor hits pada era 90-an seperti Gunawan dan Marcella Zalianty.
****
SEKILAS TENTANG VISINEMA
Visinema Pictures didirikan oleh Angga
Dwimas Sasongko pada tahun 2008. Hingga kini, Vis inema Pictures telah memproduksi 12 film layar lebar, yakni: Cahaya Dari Timur Beta Maluku, Filosofi Kopi, Surat Dari Praha, Bukaan 8,
Filosofi Kopi 2: Ben & Jody, Love for Sale, Keluarga Cemara, Terlalu Tampan, Mantan Manten, Bridezilla, Eggnoid dan Love For Sale 2. Untuk film Keluarga Cemara sendiri, merupakan film
keluarga Indonesia pertama yang meraih 1.7 juta penonton di awal tahun 2019. Lalu film terbarunya Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini menjadi film pembuka awal tahun yang berhasil meraih 2.2 juta penonton.
Film-film produksi Visinema Pictures mempunyai visi progresif untuk menambah perspektif dalam melihat berbagai sisi kehidupan masyarakat di Indonesia. Selain itu, kualitas film yang
dihadirkan Visinema berlandaskan pada keintiman pengalaman menonton setiap orang dan menjadikan sinema sebagai representasi seni dan kekayaan intelektual Indonesia.
(Hotben)